Bahkan, Anies Baswedan selalu memberi pesan yang berbeda dengan paslon capres lain. Ia tak anti dengan kritikan. Bahkan ia selalu memberi warna berbeda dari Pilpres kali ini. Setiap perjumpaan tak selalu diakhiri dengan kebahagiaan. Karena di sana, setiap orang mempunyai isi kepala dan kehendak hati yang berbeda. Karena ia yakin betul, kebebasan berpendapat merupakan hak setiap warga negara yang dilindungi konstitusi.
“Saya tidak meminta bapak ibu untuk menyukai saya, tapi saya minta bapak ibu tidak menggunakan hoaks dalam menilai saya, itu saja. Kami yakin, bila kita bekerja bersama dengan obyektivitas kebersamaan itu akan terjadi, kebersamaan itu bisa kita bangun,” kata Anies Baswedan dalam membangun dan mengharmoniskan setiap perbedaan.
Gerakan “Desak Anies” yang dilakukan Anies Baswedan sesungguhnya merupakan upaya untuk menghidupkan kembali nilai-nilai luhur demokrasi. Bagi Anies Baswedan, upaya menjaga demokrasi harus dimulai dari diri kita masing-masing. Apalagi calon presiden. Harus memberikan contoh dan teladan yang baik. Dengan merangkul perbedaan, kita ikut berperan menghidupkan demokrasi menjadi lebih bermakna dan bermartabat.
Lebih dari itu, gerakan “Desak Anies” menjadi sesuatu yang sangat merakyat. Karena ia sadar bahwa demokrasi datang dari rakyat, diperjuangkan oleh rakyat dan untuk kebaikan rakyat. Tugasnya sebagai calon pemimpin memastikan semua aspirasi didengar, dicatat lalu dikerjakan sesuai visi misi perubahan untuk seluruh rakyat Indonesia.
Anies Baswedan berkeliling Nusantara menjemput aspirasi masyarakat bukan kerja yang mudah. Karena ia telah berkomitmen berjalan bersama rakyat untuk membangun kesetaraan. Memastikan kehendak rakyat harus dipertaruhkan demi menjaga kualitas demokrasi. Karena, pemimpin yang lahir dari proses demokrasi yang baik akan berpengaruh positif pada pengelolaan pemerintahan yang akuntabel, profesional dan terbuka untuk umum.
Upaya Capres Anies Baswedan yang lebih memilih kampanye dengan metode dialog bertajuk “Desak Anies” merupakan bentuk penghormatan kepada rakyat Indonesia yang akan menggunakan hak suara pada Pemilu 2024 tanggal 14 Februari mendatang. Cara ini bagian dari upaya untuk menjaga nilai-nilai luhur demokrasi. Agar Pilpres 2024 berjalan secara demokratis, lancar dan aman. Dengan demikian demokrasi kita tetap bercahaya membumi untuk Ibu Pertiwi.
1 Komentar