Hubungan PBNU dengan Pemerintah Jokowi Disorot Gus Nadir: Dekat atau Melekat?

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.id — Cendekian Nahdlatul Ulama (NU) Nadirsyah Hosen atau Gus Nadir mengakui Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dekat dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Menurut Gus Nadir, sejak dahulu NU memang tidak pernah mengambil posisi memusuhi pemerintahan yang sah dan memilih posisi antipemerintah.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Hal ini sesuai dengan akidah ahlussunnah wal jamaah.

Meski demikian, Gus Nadir mempertanyakan apakah PBNU di masa kepemimpinan Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya ini bisa dikatakan dekat pemerintah atau melekat.

“Karena kalau sudah melekat tahi kambing terasa cokelat, kan begitu,” ujar Gus Nadir dalam wawancara eksklusif di program GASPOL! yang tayang di YouTube Kompas.com, Sabtu (20/1/2024).

Menurut Gus Nadir, jika PBNU melekat dengan pemerintahan akan menjadi sulit bertindak obyektif.

Karena itu, beberapa waktu terakhir muncul banyak pertanyaan dari para aktivis hak asasi manusia (HAM), lingkungan, dan antikorupsi mengenai bagaimana sikap PBNU terhadap pemerintah.

Pertanyaan itu diajukan lantaran menjelang kemenangannya sebagai Ketua Umum PBNU dalam Muktamar di Lampung 2021 lalu, Gus Yahya menggunakan tagline menghidupkan Gus Dur.

“Sehingga orang-orang bilang, ‘Loh Gus Dur itu kan di masa Orde Baru sangat kritis’,” kata Gus Nadir.

“Bahwa Gus Dur menjadi bagian pemerintahan kan hanya dua tahun yang kemudian disuruh turun,” ujar dia.

Gus Nadir juga melihat PBNU di kepemimpinan Gus Yahya tidak bersikap dalam beberapa momentum penting.

Ketika masyarakat mendapai dugaan perbuatan korup pejabat Direktorat Jenderal Pajak Rafael Alun Trisambodo misalnya, justru mantan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj yang bersuara lantang.

Kiai Said menyerukan warga NU untuk memboikot membayar pajak.

Kemudian, ketika Mahkamah Konstitusi (MK) menerbitkan putusan kontroversial mengenai syarat batas usia calon presiden dan wakil presiden.

Putusan itu yang membuat putra Presiden Jokowi Gibran Rakabuming Raka bisa melenggang maju menjadi calon wakil presiden dan sarat dengan pelanggaran etik.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *