Hajinews.co.id — Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan anaknya, Gibran Rakabuming Raka, disebut gagal mendongkrak elektabilitas calon presiden (capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto. Hal itu dinilai membuat Jokowi harus turun tangan.
“Gibran tidak terbukti menambah elektabilitas Prabowo, termasuk Jokowi juga tidak terbukti menambah,” kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah dalam diskusi virtual Crosscheck Metrotvnews.com bertajuk “Di Balik Presiden Boleh Memihak, Siapa Takut 2 Putaran?” Ahad (28/1).
Dedi mengatakan hal itu terbukti dari elektabilitas Prabowo yang stagnan. Survei terbaru IPO pada medio Januari 2024 menunjukkan tingkat keterpilihan Prabowo 42,3%.
“Karena hitung-hitungan politik dengan dukungan Jokowi seharusnya elektabilitas Prabowo menyentuh 70%. Faktanya tidak,” ujar dia.
Dedi menyebut tren elektabilitas Prabowo bahkan sejak berkontestasi pada 2014 stagnan. Angkanya berkisar di 40% dengan elektabilitas tertinggi versi histori survei IPO 44%.
“Mitra koalisi dari partai politik juga tidak terbukti berdampak pada elektabilitas Prabowo,” jelas dia.