Surat Cinta Terakhir Untuk Rakyat Indonesia

Surat Cinta Terakhir
Smith Alhadar
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Smith Alhadar, Penasihat Institute for Democracy Education (IDe)

Hajinews.co.id – Hari sudah senja. Mari kita duduk bersama membicarakan secara serius masa depan bangsa kita. Kita tak punya banyak Waktu lagi untuk bersenda gurau.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Sebentar lagi akan tiba momentum pilpres yang genting. Memang jamak saja kita punya preferensi politik berbeda. Dan apapun hasilnya semestinya kita  terima sebagai konsekuensi sistem bernegara yang demokratis. Pilpres adalah perebutan kekuasaan secara damai untuk memperbaiki atau melahirkan visi-misi negara yang baru melalui pemimpin yang baru pula.

Tapi kali ini berbeda. Pesta demokrasi tidak berlangsung riang gembira. Intimidasi, kecurangan, sogokan, dan diskriminasi berlangsung terstruktur, sistematis, dan massif hingga ke pojok desa.

Presiden yang secara etis harus netral, dengan pongah menyatakan ia akan intervensi, berpihak, dan berkampanye untuk paslon yang mengusung puteranya sebagai cawapres. Banyak orang terdidik marah, Tapi presiden hanya tertawa. Yang juga bikin kita terkejut, presiden tak menggubris bahwa cawe-cawenya akan menyeret bangsa ini ke jurang bahaya. Bukan main! Soeharto pun tidak seburuk ini.

Kalian yang Saya cintai,

Mungkin sebagian dari kalian tak merasa terganggu. Bahkan gembira karena presiden berpihak pada paslon yang kalian dukung. Itu hak kalian. Tapi Saya mohon kalian berpikir ulang dengan pikiran jernih dan hati  tulus. Letakan kepentingan bangsa di atas pertimbangan apapun.

Tidak msk akal kita meloloskan paslon yang menjustifikasi kemunafikan, kekerasan, kerakusan, immoralitas, dan mendahulukan keluarga dan kroni-kroninya. Sampai hatikah kita merusak negara kita sendiri. Come on, berpikirlah ulang.

Saya mengerti, di tengah lilitan ekonomi dan sosial, kalian tertolong bansos dari presiden, paslon karbitan, parpol koalisi, dan berbagai instansi pemerintah. Tapi bansos-bansos itu sebagian datang dari hasil pajak dari kalian, bukan dari presiden dan entitas-entitas di atas.

Sebagian lain didapat dari korupsi dan dana gelap. Sisanya adalah sumbangan para oligarki, negara dan pebisnis asing. Jangan mengira sumbangan dari oligarki dan korporasi serta negara asing diberikan cuma-cuma. Mana ada tindakan kapitalis tidak bermotif laba!

Kalau nanti paslon penerima sumbangan jumbo itu memenangi pilpres, pemerintahannya harus mengembalikan uang-uang kotor itu dengan berbagai proyek mercusuar melalui kebijakan eksekutif dari pusat hingga daerah berbasis UU yang diproduksi DPR yang mulut sebagian anggotanya sudah disumpal duit para pencari rente. Aduh, sebenarnya Saya tak enak mengatakan ini. Apa boleh buat dark invisible hands harus diungkap. Setidaknya, biar beban pikiran dan perasaan Saya menjadi lebih ringan. Kalian percaya atau tidak itu soal lain.

Kalian yang Saya cintai,

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *