Menuju Akhir Kekuasaan Jokowi

Menuju Akhir Kekuasaan Jokowi
Presiden Jokowi
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



by M Rizal Fadillah – Pemerhati Politik dan Kebangsaan

Hajinews.co.idJokowi, Prabowo dan Gibran mendekati Pilpres tanggal 14 Februari 2024 semakin tidak jelas arah dan hancur-hancuran. Ketiganya ingin menjadi “trium virat” penguasa untuk memperpanjang kekuasaan yang sebenarnya telah hancur. Ketiganya merupakan residu rezim kepalsuan. Fantasi dari kemakmuran dan kesejahteraan dunia sembako. Setelah dibagi sembako konon rakyat Indonesia akan menjadi makmur dan sejahtera. Penyimpangan Bansos untuk suap dan sulap.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Jokowi mendekati habis masa jaya dan kekuasaannya. Komentar nyinyir kalau Raja sudah banyak gerak artinya permainan akan kalah. Menteri tidak mampu melindungi bahkan terpreteli dan lari-lari menyelamatkan diri. Sebentar lagi Raja akan mati, skak mat. Sekuat apapun berlindung pada oligarki, jika rakyat telah melakukan perlawanan maka Jokowi akan jatuh juga.

Prabowo bukan pemimpin masa depan tetapi masa layu. Layu dimakan masa. Tidak ada wajah ceria bangsa pada profil kepemimpinan Prabowo. Kondisi fisik dan keajegan komando yang berbasis kebijakan sangat lemah. Sulit membangun kesetaraan pada peran kepemimpinannya. Menjilat atau menginjak. Wujud dari budaya politik hierarkis. Berjoged hanyalah bumbu yang justru membuat sayur menjadi terlalu asin atau asam.

Gibran putera mahkota masih di bawah umur. Dipaksakan mengorbit dengan cara dikarbit. Kurang adab dan sopan santun, maklum anak-anak. Anak haram Konstitusi hasil perselingkuhan di ruang hukum. Bagi Jokowi Gibran adalah harapan, tetapi bagi Prabowo ia menjadi beban. Bagi rakyat Gibran merupakan narasi penghinaan. Sodoran kepemimpinan nasional abal-abal atau main-mainan.

Jokowi Prabowo Gibran (JPG) mau mengeles apapun telah dipandang menjalankan politik dinasti. Dimulai kerja pamanda dan dorongan ibunda untuk kemudian dititipkan kepada menhanda. Politik dinasti atau nepotisme merupakan perbuatan kriminal. Bagi Jokowi dukungan kepada Gibran sudah menjadi “point of no return”.

Dengan alasan gimik maka tampilan dalam baliho adalah wajah palsu Prabowo dan Gibran yang menjadi anak-anak lucu. Sesungguhnya itu pembodohan kepada rakyat Indonesia. Lebih baik sekalian tampilkan anak gemuk berpipi chubby dan kepala plontos bernama Boboho. Cukup seru permainan dalam film Shaolin Popey, tetapi bukan Shaolin Gemoy.

Politik dinasti menghancurkan demokrasi. Petisi 100 dan Forum Alumni Perguruan Tinggi Bandung Berijazah Asli (For Asli) ITB, UNPAD, UPI, UNPAS dan lainnya melaporkan Jokowi, Iriana, Gibran dan Usman ke Bareskrim Mabes Polri. Kini disusul dengan berbagai deklarasi penyelamatan demokrasi dan kutukan pada cara berpolitik Jokowi.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *