Anies Kembali Menunjukan Kelasnya Sebagai Pemimpin

Anies Kembali Menunjukan Kelasnya Sebagai Pemimpin
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Akibat salah arah kiblat itu ketimpangan dan ketidakdilan kini mewarnai kondisi kehidupan bangsa. Demikian Anies membuka paparan debat semalam, jelas dan lugas tanpa perlu membuat lawan debatnya panas kuping karena faktanya memang demikian. Berikut ini  narasinya.

“…persoalan terbesar bangsa kita hari ini, republik kita hari ini adalah ketimpangan, ketidaksetaraan, ketidakadilan. Ketimpangan antara Jakarta dan luar Jakarta, Jawa luar Jawa, kaya miskin, desa kota, pendidikan umum pendidikan agama, pendidikan kejuruan dan pendidikan teknis. Ini semua adalah ketimpangan yang hari ini menjadi fenomena membayahakan bagi republik ini. Bahkan di bidang perekonomian, segelintir orang menguasai sebagian besar perekonomian kita.”  

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Masih dalam konteks isu besar ketimpangan dan ketidakadilan sebagai dampak dari arah kiblat yang keliru, Anies kemudian mengingatkan kita semua pada sejarah pendirian republik ini. The founding fathers, 60 orang anggota BPUPKI mendirikan republik ini untuk semua orang, bukan untuk kepentingan dirinya, golongannya atau keluarganya. Kekuasaan yang dibangun untuk memberikan kesempatan kepada semuanya. 

Dalam pandangan Anies, sekarang kita jauh dari cita-cita ini. Dan Anies bersama Cak Imin hadir untuk mengembalikan cita-cita para pendiri republik, menghadirkan kesetaraan dan keadilan untuk seluruh rakyat. 

Wujudkan Bangsa yang Sehat, Cerdas, Sejahtera, Berbudaya dan Bersatu 

Dalam artikel beberapa hari lalu, “Anies dan Kepemimpinan Profetik” (29 Januari 2024) saya menulis, bahwa Anies piawai menata kata yang bukan sekedar “menata kata biasa”. 

Tadi malam saya melihat, lebih dari sekedar menata kata, Anies juga piawai merumuskan gagasan-gagasannya yang bergizi. Ngonek dengan tema-tema debat yang disiapkan KPU. Dirumuskan secara utuh dan komprehensif, dipaparkan dengan artikulasi yang jelas dan lugas, serta mudah dicerna dan difahami. Dan semuanya itu cukup ia tuangkan dalam sesi paparan pembuka yang jika dibaca hanya butuh waktu tak lebih dari 4 menit.

Demikianlah. Setelah memulai dengan penegasan semangat “waktunya perubahan”, kemudian memetakan kondisi ketimpangan, ketidaksetaraan dan ketidakadilan pada bangsa ini, Anies kemudian menegaskan misinya untuk mengubah keadaaan itu. Berikut ini narasinya. 

“Kita menginginkan persatuan karena ditopang dengan rasa keadilan. Persatuan itu tidak mungkin terjadi dalam ketimpangan. Persatuan membutuhkan rasa keadilan. Karena itu, misi kami, tegas. Mewujudkan bangsa yang sehat, yang cerdas, yang sejahtera, berbudaya dan bersatu.”

Peaceful tanpa Kehilangan Daya Kritis

Selain apa yang diuraikan di atas, ada dua sisi lain lagi yang menarik dari Anies dalam debat terakhir tadi malam. Pertama menyangkut soal substansi tema-tema yang dibahas. Kedua soal cara bagaimana Anies menyampaikan gagasan, sanggahan dan sikapnya terhadap lawan debat, khususnya terhadap Prabowo yang dalam banyak momen kampanye terbukanya di berbabai daerah kerap menyindir bahkan meledek Anies.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *