Masyarakat Sumbar Menyatakan Deklarasikan Rakyat Menggugat

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.idMasyarakat Sipil Sumatera Barat menggelar panggung Rakyat Deklarasi Tuntutan Rakyat dengan tagar muda gaul kritis. Kegiatan tersebut berlangsung pada Sabtu, 3 Februari 2024, di Tugu Gempa Padang, Sumatera Barat.

Punggung rakyat dipenuhi dengan pertunjukan musik, puisi, dan komedi. Ada juga mural Komunitas Dangau Studio.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Selain itu juga digantung poster-poster bertuliskan selamat hutan Mentawai dari cukong-cukong kayu, hentikan proyek tidak strategis untuk rakyat dan tuntaskan pelanggaran HAM tingkat lokal.

Para peserta aksi juga menyoroti persoalan kecurangan proses pemilu yang terjadi di Indonesia. Mulai dari Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman yang bermasalah karena putusannya hingga politik identitas.

Direktur Yayasan Citra Mandiri Mentawai Rifai Lubis mengatakan dalam orasinya, bahwa cawe-cawe yang dilakukan presiden itu harus dihentikan.

Dia menjelaskan, salah satu cara menghentikannya yakni dengan mengampanyekan kebobrokan pemerintah hari. “Apa yang dilakukan kawan-kawan masyarakat sipil hari ini salah satu cara menghentikan cawe-cawe itu,” katanya.

Rifai melanjutkan, mulai dari kelompok kecil dulu hingga menjadi sebuah tembok yang besar untuk menyuarakan keresahan ini. Sehingga Presiden Indonesia tidak bisa lagi melakukan cawe-cawe untuk merusak demokrasi.

“Cawe-cawe ini sangat potensial untuk melanggengkan pelanggaran HAM maju menjadi Presiden Indonesia dan itu tidak boleh,” ucap Rifai.

Aktivis HAM Calvin Nanda Pratama, mengatakan kecewalah sedari awal, hari ini ketiga pasangan kandidat beserta kubunya memiliki catatan buruk dalam memuluskan proyek pembangunan yang menindas. Tak satupun kandidat bersih dari kepentingan Oligarki.

“Kesemuanya sama-sama jahat, ideologi mereka hanya satu yakni penjarahan. Jadi jangan berharap atau berkhayal penderitaan kita akan mampu diselesaikan oleh mereka,” katanya.

Calvin juga menyampaikan, bahwa rakyat sudah pesimistis tidak hanya terhadap orang-orang yang terlibat. Namun juga terhadap sistem yang mengatur segala gerak gerik busuk.

“Dari gerak-gerik yang mereka tampilkan, retorika kata penuh kepentingan, tindakan yang mengangkangi konstitusi dan mengkhianati demokrasi. Penuh dengan topeng senyum sumringah yang penuh dengan kebohongan. Kita sudah mengetahui itu semua, visi-misi hanyalah perwujudan dari sebuah ambisi,” ucapnya.

Sumber: tempo

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *