Petisi 100 skeptis akan kemauan politik Jokowi untuk melakukan pemulihan kedaulatan rakyat. Karakter kepemimpinannya yang “ndableg” atau buta tuli membuat seruan-seruan moral “masuk telinga kanan keluar telinga kiri”. Karenanya jalan terbaik bagi Jokowi adalah mundur atau dimundurkan. Ini strategis dan realistis. Demi upaya bangsa untuk kembali kepada kehidupan politik yang lebih demokratis.
Ketika Jokowi meningkatkan kualifikasi penyimpangan demokrasi dari oligarki menjadi politik dinasti maka persoalan politik meningkat menjadi masalah hukum, Jokowi telah melanggar undang-undang yang melarang nepotisme. Sanksi penjara maksimum 12 tahun. Petisi 100 telah melaporkan ke Mabes Polri.
Langkah lanjut dari Petisi Kampus yang dikhawatirkan Wapres KH Ma’ruf Amin dapat saja berupa aksi, yakni gerakan masif unjuk rasa mahasiswa untuk mengimplementasikan seruan guru besar, dosen dan alumni dari kampusnya tersebut. Dinamika politik semakin berekalasi.
Wajah buram Jokowi yang nekad membangun politik dinasti menghadapi perlawanan serius dari akademisi melalui berbagai petisi. Perlawanan yang dimulai dari deklarasi atau petisi sebagai seruan moral akan berlanjut pada aksi-aksi.
Jokowi ujungnya terpaksa mengundurkan diri atau diadili.
Bandung, 6 Februari 2024