Militer sebagai Garda Terakhir Penegak Demokrasi dan Konstitusi Melawan Rezim Otoriter

Militer sebagai Garda Terakhir Penegak Demokrasi
Militer sebagai Garda Terakhir Penegak Demokrasi
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Kudeta Demokratis militer di Portugal (1974), yang dikenal dengan Carnation Revolution, juga berhasil menegakkan Demokrasi dan Konstitusi Portugal dari cengkeraman rezim otoriter Estado Novo yang berkuasa sejak 1932.

Partai politik terafiliasi rezim Estado Novo kemudian dibubarkan, dan semua tahanan politik dibebaskan.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Kedua contoh Kudeta Demokratis yang dilakukan militer di kedua negara tersebut memberi ilustrasi, bahwa kudeta militer tidak selalu buruk bagi demokrasi. Sebaliknya, demokrasi di kedua negara tersebut menjadi jauh lebih baik pasca kudeta militer.

Ada persamaan pemikiran Ozan Varol dengan pemikiran John Locke (1632-1704), filsuf asal Skotlandia, yang menyatakan bahwa revolusi sah untuk melawan pemerintahan otoriter yang melanggar konstitusi dan kedaulatan rakyat.

Pemikiran John Locke bahkan diadopsi oleh Amerika Serikat, dituangkan secara eksplisit didalam dokumen deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat.

Untuk tujuan ini, peran militer menjadi sangat kritikal, untuk mempercepat proses penyelamatan demokrasi dari tangan rezim otoriter.

Bagaimana dengan militer Indonesia dalam menghadapi situasi seperti itu? Apakah akan menyaksikan Indonesia terjerumus menjadi negara otoriter?

Atau membantu rakyat menyelamatkan kedaulatan rakyat dan demokrasi?

—- 000 —-

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *