Hajinews.co.id – Rasulullah SAW pernah mengajarkan bacaan dzikir yang sangat mempunyai keutamaan besar. Dzikir ini lebih berat timbangannya dibandingkan gunung Uhud.
Gunung Uhud merupakan sebuah gunung yang berada di sebelah utara Madinah. Gunung ini memiliki statusnya tersendiri dalam Islam. Daerah ini mulai terkenal setelah terjadinya perang Uhud pada masa Nabi SAW.
Dalam buku Tapak Sejarah Seputar Mekah-Madinah karya Muslim Nasution terdapat sejumlah riwayat yang menyebut tentang keistimewaan Gunung Uhud. Rasulullah SAW bersabda, “Gunung Uhud adalah gunung yang mencintai kita dan kita pun mencintainya.” (HR Bukhari, Ahmad, dan Thabrani)
Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW bersabda, “Gunung Uhud adalah salah satu gunung surga.” (HR Baihaqi)
Menurut sebuah riwayat, Uhud artinya ‘satu’. Dinamakan demikian karena Gunung Uhud menyatukan gunung-gunung kecil yang ada di sekelilingnya, sehingga gunung itu merupakan satu kesatuan (uhud) dari beberapa gunung.
Rasulullah SAW beberapa kali menyebut Gunung Uhud dalam sabdanya untuk memberikan perumpamaan beratnya timbangan amal perbuatan. Salah satunya saat Rasulullah SAW mengajarkan bacaan dzikir kepada para sahabat yang apabila ditimbang berat pahalanya melebihi Gunung Uhud.
Hal tersebut diterangkan dalam riwayat yang termuat dalam kitab Sunan An-Nasa’i dan Musnad Al-Bazzar. Hadits ini turut dinukil Brilly El-Rasheed dalam buku Al-Bait: Misteri Sejarah Ka’bah dan Hilangnya di Akhir Zaman.
Diriwayatkan dari ‘Imran bin Husain RA, ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Apakah seseorang di antara kalian setiap hari tidak mampu mengamalkan suatu amalan sebesar Gunung Uhud?”
Para sahabat menjawab, “Ya Rasulullah, siapa yang mampu melakukan amalan sebesar Gunung Uhud setiap hari?”
Nabi SAW bersabda, “Kalian semua mampu.”
Mereka bertanya, “Ya Rasulullah, bagaimana caranya?”
Beliau SAW bersabda, “Ucapan Subhanallah lebih besar (pahalanya) daripada Gunung Uhud, ucapan Laa ilaaha illallah lebih besar daripada Gunung Uhud, ucapan Alhamdulillah lebih besar daripada Gunung Uhud, dan ucapan Allahu Akbar lebih besar daripada Gunung Uhud.”
Bacaan Dzikir yang Beratnya Melebihi Gunung Uhud
Berikut bacaan dzikir yang dimaksud Rasulullah SAW dalam hadits tersebut tulisan Arab, latin, dan artinya.
سُبْحَانَ اللَّهِ
Subhanallah
Artinya: “Maha Suci Allah.”
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ
Laa ilaaha illallah
Artinya: “Tidak ada Tuhan selain Allah.”
اَلْحَمْدُلِلَّهِ
Alhamdulillah
Artinya: “Segala puji bagi Allah.”
اللَّهُ أَكْبَرُ
Allahu Akbar
Artinya: “Allah Maha Besar.”
Dalam Shahih Muslim juga terdapat riwayat yang berisi keutamaan empat bacaan dzikir tersebut. Riwayat ini berasal dari Samurah ibnu Jundub RA, ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda,
أَحَبُّ الْكَلَامِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَرْبَع: سُبْحَانَ اللَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، وَلَا إِلَهَ إلا الله، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، لَا يَضُرُّكَ بِأَيْهِنَّ بَدَأْتَ
Artinya: “Ucapan yang paling disukai Allah ada empat kalimat, yaitu: ‘Subhanallah, walhamdulillah, wala ilaha illallah, wallahu akbar’ (Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar. Tidak membahayakanmu dengan yang mana pun di antaranya kamu memulainya)” (HR Muslim, Abu Dawud, dan At-Tirmidzi)
Allah Menyukai Hamba yang Memuji-Nya
Bacaan dzikir yang berat timbangannya melebihi Gunung Uhud ini termasuk kalimat pujian kepada Allah SWT. Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr dalam kitab adz-Dzikru wa ad-Du`a` fi Dhau`il Kitab wa as-Sunnah (edisi Indonesia terbitan Griya Ilmu) menjelaskan, Allah SWT menyukai puji-pujian yang dilakukan oleh hamba-Nya.
Allah SWT juga meridai hamba-Nya yang makan sesuatu lalu memuji-Nya dan yang minum minuman lalu memuji-Nya. Menurut Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr, Allah SWT meridai hamba-Nya dari sanjungan tersebut sebagai wujud kesyukuran atas pemberian-Nya. Meskipun pada dasarnya semua itu merupakan anugerah yang berasal dari Allah SWT.