Luka Megawati Terhadap SBY Belum Sembuh, Jokowi Malah Memperburuknya

Luka Megawati Terhadap SBY Belum Sembuh
Megawati dan sby/dok.ist
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.idHubungan Presiden Joko Widodo dengan Presiden PDIP Megawati Soekarnoputri semakin renggang. Hal ini tak lepas dari langkah Jokowi yang menunjuk Ketua Umum Partai Demokrat Jenderal Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Negara.

AHY, sapaan Agus Harimurti, menggantikan Hadi Tjahjanto yang ditunjuk Jokowi sebagai Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Usai pelantikan AHY dan Hadi Tjahjanto sebagai menteri pada Rabu (21/2/2024), Jokowi tak menanggapi awak media soal kemungkinan konsultasi awal dengan PDIP terkait pengangkatan AHY sebagai menteri.

Jokowi hanya mengatakan bahwa pemilihan AHY didasari pengalamannya sebagai mantan tentara. Selain itu, Jokowi terpukau dengan latar belakang pendidikan AHY yang pernah berkuliah di sejumlah kampus top dunia.

“Saya kira saya tidak ragu memberikan tempat untuk Kementerian ATR BPN karena ini urusan manajemen saya kira beliau [AHY} akan sangat siap,” kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta.

Pemilihan AHY tentu menimbulkan spekulasi besar terkait hubungan Jokowi dan PDIP. Hal ini tentu saja, karena posisi Partai Demokrat sebelumnya tidak berada dalam barisan pendukung pemerintahan Jokowi selama hampir dua periode.

PDIP pun punya sejarah panjang berseteru dengan Partai Demokrat. Semua berawal ketika Ketua Umum Partai Demokrat pada 2004, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) maju sebagai calon presiden di Pilpres 2004. Kala itu, SBY merupakan Menkopolhukam di era Megawati menjadi presiden.

Megawati kala itu sempat menanyakan kepada para menterinya apakah ada yang berniat maju Pilpres atau tidak. SBY mengaku tidak ingin maju, tetapi malah memutuskan untuk jadi capres 2004. Tentu saja, Megawati geram.

Apalagi, SBY maju dengan Jusuf Kalla, yang kala itu juga menjadi menteri di kabinet Megawati. SBY lantas menang di Pilpres 2004 dan mengalahkan Megawati yang berpasangan dengan tokoh NU Hasyim Muzadi. Megawati pun makin kesal.

PDIP lantas memutuskan untuk menjadi oposisi pemerintahan SBY dalam dua periode, yakni 2004 hingga 2014. Pada 2014, PDIP mengusung Jokowi sebagai calon presiden dan tidak membuka pintu pada Partai Demokrat. Demokrat lantas ikut mendukung pengusungan Prabowo Subianto-Hatta Radjasa di Pilpres 2014.

Pada 2018, Jokowi berupaya membangun komunikasi dengan Partai Demokrat. Ia hadir pada Rapimnas Partai Demokrat 2018. Namun, Demokrat kembali terpental tidak masuk koalisi Jokowi-Maruf Amin. Demokrat kembali mengusung Prabowo di Pilpres 2019 dan kembali kalah.

Kegagalan AHY & Puan Mendamaikan PDIP & Demokrat

Di bawah kepemimpinan AHY, Demokrat berusaha merekatkan hubungan Demokrat dengan PDIP. AHY mendekati Ketua DPP PDIP Puan Maharani, dengan melakukan pertemuan pada 18 Juni 2023. Pertemuan tersebut sempat diyakini mencairkan hubungan kedua partai yang membeku sejak 2004 silam. .

Situasi sempat menarik ketika Demokrat meninggalkan Koalisi Perubahan, koalisi yang mengusung Anies Baswedan sebagai capres di Pilpres 2024. Demokrat mundur karena merasa dikhianati oleh Nasdem dan PKS yang tak memilih AHY sebagai cawapres Anies, tapi justru memilih Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar.

Saat hendak menentukan koalisi, salah satu opsi adalah merapat ke koalisi PDIP yang mengusung Ganjar Pranowo. Akan tetapi, di bawah komando AHY dan bayang-bayang SBY, Demokrat justru merapat ke Koalisi Indonesia Maju yang mengusung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *