Terkait Program Makan Siang Gratis, Bank Dunia: Jangan Ganggu Kesehatan APBN

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.id – Bank Dunia menilai pelaksanaan belanja negara untuk program makan siang dan susu gratis harus dijalankan dengan memperhatikan kesehatan APBN. Butuh persiapan matang pemerintah khususnya dari Kementerian/Lembaga (K/L) agar implementasi program ini tidak memberatkan kinerja fiskal.

“Kami berharap Indonesia dapat mematuhi batas atas defisit fiskal yang ditentukan yaitu 3% dari PDB yang ditentukan dalam undang-undang, dan juga menjaga stabilitas makroekonomi dan stabilitas fiskal,” ucap Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Satu Kahkonen di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada Selasa (27/2/2024).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Program ini diperkirakan akan memakan biaya Rp 400 triliun. Satu mengatakan pelaksanaan program ini harus dijalankan berdasarkan perencanaan hingga pelaksanaan secara terukur. Baik dari sisi biaya hingga ketersediaan sumber daya.

“Itu sangat tergantung, tergantung program apa yang akan dilaksanakan dan dalam bentuk apa. Jadi semua rencana perlu disiapkan dan juga biayanya harus disiapkan. Kemudian dibandingkan dengan ketersediaan sumber daya,” ucap Satu Kahkonen.

Program makan siang dan susu gratis merupakan salah satu dari 8 program hasil terbaik cepat dari pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Latar belakang pelaksanaan program ini adalah pemerintah ingin menurunkan jumlah penduduk stunting dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Stunting (tengkes) merupakan masalah konkret dan mendesak yang harus segera ditangani secara langsung dan massal oleh pemerintah untuk memastikan tercapainya kualitas SDM dan kualitas hidup yang baik.

Saat program ini dijalankan nantinya pemerintah akan memberikan makan siang harian kepada siswa prasekolah, sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), dan pesantren. Bantuan gizi diberikan kepada ibu hamil dan balita di seluruh Indonesia untuk meningkatkan kesehatan dan membantu ekonomi keluarga. Selain bantuan gizi, kepada ibu hamil juga perlu dilakukan edukasi parenting.

Program ini menargetkan lebih dari 80 juta penerima manfaat dengan cakupan 100% pada tahun 2029. Sumber makanan diutamakan dari produk lokal sehingga program ini juga akan berdampak besar pada berputarnya roda perekonomian di daerah. Masyarakat didorong untuk berperan aktif dalam mengembangkan produk lokal untuk memenuhi kebutuhan program.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah akan menjalankan program makan siang gratis dengan alokasi Rp 15 ribu per kepala. Namun alokasi ini belum termasuk biaya untuk susu gratis.

“Per anak kira kira 15 ribu, tetapi ini di luar susu,” kata Airlangga.

Meski pemerintah sudah memastikan akan memasukkan program tersebut dalam APBN 2025, namun Airlangga belum merinci terkait pendetailan alokasi pembiayaan makan siang dan susu gratis.

“Nanti akan ada pembahasan,” imbuh Airlangga.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

0 Komentar