Memilukan! Masyarakat Indonesia Menjerit, Minta Pemerintah Turunkan Harga Beras: Ini Berat Sekali

ilustrasi masyarakat dan beras (foto istimewa)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.id — Kenaikan harga dan kelangkaan beras menjadi salah satu polemik yang terus berulang di Indonesia, terutama pada periode akhir dan awal tahun. Kondisi cuaca selalu dijadikan alasan pemiicu persoalan ini.

Pemerintah sejak Maret 2023 telah menggelontorkan jatah 10 kilogram beras untuk 22 juta keluarga setiap bulan, hingga bulan Juni 2024. Namun hal tersebut dinilai bukan solusi untuk mencegah kenaikan beras di masa mendatang.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

 

Harga Beras Menyulitkan Warga Kecil

Seorang pedagang asin di Pasar Tanggul, Solo, Jawa Tengah, Sukijo (72) rela antre selama satu jam demi bisa membeli lima kilogram besar seharga Rp50.000 yang merupakan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).

Sukijo yang berpenghasilan Rp1 juta mengaku sudah tidak sanggup memberi beras kategori premium yang sempat menembus Rp18.500 per kilogram pada Februari 2024.

Awalnya, Sukijo dan keluarganya memilih untuk mengkonsumsi beras premium, mereka memilih makan nasi yang enak dan lauk seadanya, daripada sebaliknya. Tetapi belakangan ini kondisi mereka berbeda.

“Harga beras saat ini menyulitkan orang kecil, semua usaha jadi sepi kalau harga bahan pokok mahal,” kata Sukijo kepada BBC News Indoneisa, Jumat, 1 Maret 2024.

Sama dengan Sukijo, Pamelga Awanti, seorang pedagang kue rela berdiri di jalur antrean untuk membeli beras SPHP. Pamelga kecewa harga beras melonjak tinggi padahal itu merupakan kebutuhan pokok.

“Kalau bisa pemerintah turunkan harga ini, kasihan rakyat kecil, ini berat sekali,” ujar Pamelga Awanti.

Pamelga mengaku dia terbiasa menyediakan beras kategori premium untuk dikonsumsi keluarganya. Namun kondisi saat ini jauh berbeda.

“Beras Bulog itu beda dengan beras premium, beras Bulog remuk-remuk. Meski seperti itu, beras Bulog untuk saat ini bisa membantu keluarga saya,” tuturnya.

Apa Solusinya?

Sukijo dan Pamelga kini bergantung kepada beras SPHP, solusi atas ketidakmampuan mereka membeli beras yang harganya tengah melejit. Presiden Joko Widodo sempat mengklaim bahwa beras SPHP digelontorkan Bulog agar beras berkualitas tetap tersedia di pasar dan pertokoan dengan harga terjangkau.

Ketua Umum Serikat Petana Indonesia, Henry Saragih mengatakan beras SPHP merupakan solusi yang bersifat sementara dan tidak menyelesaikan akar persoalam beras.

Menurut Henry, beras SPHP yang dikeluarkan Bulog sama seperti produk minyak goreng kemasan bermerek Minyakita yang dikeluarkan Kementerian Perdagangan pada Juli 2022. Minyakita adalah program minyak goreng murah pemerintah untuk merespons harga minyak goreng yang meroket. Minyakita dijual dalam satu harga Rp14.000 per liter.

“Program semacam ini populis. Pemerintah berusaha menutupi persoalan dengan program ini, tapi sebenarnya ini tidak mengatasi permasalahan yang ada,” tuturnya.

sumber

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *