Akibat Tidur Setelah Sahur Puasa Ramadan, Pakar Tibbun Nabawi: Memicu Beberapa Penyakit

Akibat Tidur Setelah Sahur Puasa Ramadan
Sahur/ist
banner 400x400

Hajinews.co.idTidak sedikit umat Islam yang tidur setelah sahur di bulan Ramadan. Padahal banyak akibat buruk yang menanti kita.

Tidur kembali setelah sahur dapat memberikan pengaruh bagi kesehatan, jelas Ustadz Abdurrahman Dani.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Dalam thibbun nabawi, ada beberapa penyakit yang bisa muncul apabila seseorang mempunyai kebiasaan tidur setelah sahur.

Ustadz Abdurrahman Dani menjelaskannya melalui unggahan video di akun Instagram @abdurrahmandani.official pada Selasa (19 Maret 2024).

Ustadz Abdurrahman Doni menjelaskan berbagai penyakit yang terjadi akibat tidur setelah sahur antara lain gula darah meningkat, sakit maag, asam urat, kolesterol, darah kental, dan berat badan baik.

Hal ini dijelaskan Ustadz Abdurrahman Dani terjadi akibat kondisi pencernaan yang melemah.

“Ibnu Qayyim as Syafi’i juga menyebutkan makanya tidur setelah fajar dinamakan namanya ailullah atau ibnu qayyim sebutkan khurqun disaat Allah tebarkan keberkahan rezeki di pagi hari dia tidur,” Terang Ustadz Abdurrahman Dani.

Tidur setelah mengonsumsi makanan diterangkan Ustadz Abdurrahman Dani bisa menyebabkan terjadinya fermentasi.

Selain tidur usai melaksanakan sahur, tidur saat sore hari hingga maghrib juga tidak dianjurkan.

“Dijuluki ibnu qayyim dengan nama muqun as syafi’i menyebutkan ailullah kenapa? Karena tidur di waktu itu bikin anda sakit tubuh anda sakit,” imbuhnya.

Selain itu tidur diantara ashar dan maghrib dapat menurunkan kinerja otak lantaran membuat otak lembab.

Manfaat Kurma saat Sahur dan Buka Puasa

Menyajikan kurma saat berbuka dan sahur memang kerap dilakoni seluruh umat muslim di Indonesia hingga dunia.

Seperti yang diterangkan Ustadz Abdurrahman Dani, dalam thibbun nabawi kurma tak hanya sunah disantap tapi juga memiliki banyak khasiat bagi tubuh.

Saat perut kosong, mengonsumsi kurma dengan rasanya yang manis memiliki keutamaan seperti dilakukan Nabi Muhammad SAW.

Hal tersebut diterangkan Ustadz Abdurrahman Dani lewat unggahan video di akun instagram @abdurrahmandani.official, Sabtu (16/3/2024).

“Menu buka nabi shallallahu alaihi wasallam pilihan pertamanya adalah ruthob tetap kurma basah, kalau gak ada kurma basah, pilih menu berikutnya tamer,

kalau gak ada dua-duanya dengan air,” jelas Ustadz Abdurrahman Dani.

Diterangkan Ustadz Abdurrahman Dani, selama berpuasa subuh menjalani proses detox yang lebih lama yakni sekitar 12 hingga 14 jam.

Oleh karena itu, mengonsumsi kurma yang memiliki rasa manis saat berbuka dan sahur baik untuk liver serta limpa.

“Ketika perut kosong yang bagus untuk liver dan limpa adalah yang manis-manis dan nabi memilih kurma,” tambahnya.

Adapun alasan nabi memilih kurma dijelaskan Ustadz Abdurrahman Dani adalah lantaran rasanya yang manis, memiliki banyak vitamin, dan tinggi kalori.

Tiga buah kurma memiliki kalori yang setara dengan sepiring nasi.

Selain itu menghindari langsung mengonsumsi makanan berat ketika berbuka juga dianjurkan untuk menghindari liver berkerja keras dan membutuhkan waktu lama untuk mencerna makanan.

Manfaat Kurma untuk Meningkatkan Fungsi Otak

Selama bulan Ramadan buah kurma mudah kita jumpai.

Bahkan ada sebagian orang yang mengonsumsinya saat sahur dan berbuka puasa.

Konsumsi kurma terbukti memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh.

Buah kurma kaya akan kandungan kalori, vitamin, mineral, serta serat yang banyak.

Kandungan tersebut baik untuk kesehatan kita, selain itu juga ada beberapa manfaat kesehatan lainnya, di antaranya:

  • Meningkatkan fungsi otak
  • Menjaga kesehatan jantung
  • Mengontrol gula darah
  • Melancarkan pencernaan

Sumber vitamin C dan D dalam buah kurma juga dapat membantu menjaga elastisitas dan kelembutan kulit.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar