Sejak Berdirinya, Muhammadiyah Telah Memadukan Dimensi Agama dan Ilmu Pengetahuan

Muhammadiyah Telah Memadukan Dimensi Agama
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Saad Ibrahim
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.idKetua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Saad Ibrahim mengatakan, kepribadian Kiyai Ahmad Dahlan adalah tokoh yang berusaha menyempurnakan pemahaman Al-Qur’an dan Sunnah. Bahkan, Kiyai Ahmad Dahlan melakukan perjalanan ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji dan untuk lebih memahami Al-Qur’an dan Hadits. 

“Mendirikan organisasi Muhammadiyah pada tahun 1912 merupakan suatu lompatan pemikiran yang berusaha di bangun oleh Kiyai Ahmad Dahlan,” jelas Saad pada Sabtu (23/3) dalam Pengajian Ramadan 1445 H Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Nusa Tenggara Barat (NTB).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Kiyai Ahmad Dahlan ketika mendirikan Muhammadiyah basis pemikirannya sudah sangat kuat. Lalu Ia kemudian akhirnya menggunakan ilmu astronomi, ilmu falak atau ilmu hisab, dan menggunakan dimensi saintifik untuk menata kembali arah kiblat dari masjid-masjid yang ada di Kauman.

Berlandaskan itu lah, Muhammadiyah hingga saat ini terus merawat kemajuan berfikir yang telah ditanamkan oleh pendirinya. Hingga bahkan saat pandemi covid-19 Robert Hefner peneliti dari Boston University mengatakan bahwa pendidikan yang terbaik adalah pendidikan yang dilakukan oleh Muhammadiyah.

“Apresiasi yang disampaikan Hefner selain sebagai wujud syukur kita, bahwa selama ini pandangan pendidikan Islam yang terbaik itu ya di Timur Tengah,  tapi justru Hefner menyimpulkan Muhammadiyah memiliki pendidikan yang terbaik, argumennya karena Muhammadiyah sudah sejak lama memadukan antara dimensi agama dengan dimensi sains. Atau dengan kata lain memadukan antara nusus dengan berbagai ilmu pengetahuan,” imbuh Saad.

Selain itu, Saad juga menjelaskan bahwa peradaban Islam jika dilihat dari proses turunnya wahyu Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW maka pesan yang paling penting yakni pada ayat pertama surat Al Alaq Iqra` bismi rabbikallażī khalaq yang dilakukan pertama itu adalah menyebut nama Allah SWT, baru setelah itu qiraah.

“Jadi yang  pertama itu bukan dunia literasinya tapi yang pertama itu memberikan dasar bagi dunia literasi itu dengan menghubungkan kepada Allah SWT,” jelas Saad.

Karena dunia literasi itu sudah muncul jauh sebelum Al Quran diwahyukan.  Masyarakat Yunani yang paling dikenal yakni dunia falsafahnya dan itu sangat pesat perkembangannya.

“Sekalipun dunia Yunani itu menghasilkan dunia literasi yang sangat dahsyat, tetapi sisi teologisnya itu tidak ada, maka kemudian Islam datang dengan wahyu yang pertama itu justru bukan mengenai salat, bukan mengenai puasa dan sebagainya, tetapi mengenai dunia literasi dan itu berbasis teologis,” ujar Saad.

Sumber: muhammdiyah

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar