Gono-Gini Prabowo dan Jokowi

Prabowo dan Jokowi
Prabowo dan Jokowi
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh Yusuf Blegur

Hajinews.co.id – Dua kali pilpres di Indonesia, atmosfer politik nasional dominan diwarnai pertarungan Jokowi dan Prabowo. Kali ketiga, mereka bersanding membangun konspirasi politik kekuasaan. Akankah kongsi Jokowi dan Prabowo berjalan langgeng dan menempatkan kepentingan rakyat, negara dan bangsa Indonesia di atas segalanya?.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Jawaban dari pertanyaan di atas kecenderungannya hanya bisa didapat dari seiring waktu berjalan. Apakah hubungan Jokowi dan Prabowo terjalin karena kesamaan ideologi dan politik?. Atau keduanya terpaksa karena tidak ada pilihan lain dan karena kepentingan sesaat semata?. Bagaimana kelanjutan relasi keduanya pasca pilpres 2024, menjadi pasangan yang harmonis layaknya pernikahan untuk jangka panjang, atau singkat bercerai dan saling membunuh (menegasikan)?.

Ada beberapa analisis menarik dari hubungan keduanya terkait politik pilpres dan proyeksi Indonesia kedepan, antara lain sebagai berikut:

1. Struktur bangunan sosial-politik antara Jokowi dan Prabowo tersusun dari pondasi yang tidak stabil alias rapuh dan rawan konflik

Meski menikmati simbiosis mutual dari perkoncoannya, antara Jokowi dan Prabowo menyimpan pasang-surut dan bahaya laten berupa siapa paling menentukan, paling berpengaruh dan paling menguasai atas negara ini di antara keduanya. Indikasi hal tersebut bisa dilihat dari keduanya saling memuja-muji, terkesan menjilat dan tanpa “reserve” namun tidak berselang lama saling menyindir, menghujat dan merendahkan. Terlihat interaksi keduanya lebih substansal dan esensial hanya saling memanfaatkan dan siapa yang paling pintar dalam mengambil momentum politik. Mereka dipertemukan tidak lebih dari soal politik kekuasaan bukan karena faktor kepemimpinan nasional yang kuat dan orientasi kebangsaan.

2. Sosok Jokowi dan Prabowo selama lebih dari satu dekade menjadi figur paling kontroversial dan sarat polemik. Bertarung dan memenangkan pilpres, grafik penilaian publik yang sesungguhnya (bukan dari institusi pemerintahan, lembaga survey dan para buzzer-influencer) dari Jokowi dan Prabowo terus turun tajam menukik setelah awal-awal terkesan bagus oleh pencitraan dan maipulasi informasi.

Lewat kepemimpinan, kebijakan dan terutama dampaknya bagi kehidupan rakyat, baik Jokowi maupun Prabowo terus menuai imij dan stigma buruk di hadapan publik. Pembohong, penipu dan bahkan penghianat kerap menerpa mereka dalam menjalankan tata-kelola negara. Ekonomi jungkir bali merosot drastis, politik inkonstitusional, perdagangan hukum dan standarisasi kebijakan tanpa nilai dan etika menjadi bukti tak terbantahkan dari kinerja buruk kepemimpinan keduanya. Lebih miris lagi, negara terus terancam kehilangan kedaulatan dan menjadi bagian dari koloni bangsa asing. Lambat laun citra keduanya semakin tidak populis dan bergeser menjadi “publik enemy”. Pada titik ini, keduanya akan saling sikut, mencari aman dan selamat masing-masing.

3. Diprediksi tidak akan lama, antara Jokowi dan Prabowo bisa saja saling membunuh dalam politik. Belum lama pilpres dilangsungkan dan Prabowo diasumsiksn menang versi kecurangan dan kejahatan pemilu oleh publik, keretakan atau setidaknya mulai ada disparitas menganga keduanya semakin kentara.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *