Kementerian Agama Menyebut Layanan Penerbangan Haji Garuda Indonesia 2024 Gagal

Layanan Penerbangan Haji Garuda Indonesia 2024 Gagal
Garuda Indonesia


banner 800x800

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.idKementerian Agama mengabarkan ada beberapa kendala pada penerbangan Garuda Indonesia pada tahap pemberangkatan jemaah haji ke Madinah.

Meski teguran tertulis sudah dikeluarkan pada 16 Mei, Kementerian Agama menilai belum ada perbaikan nyata dalam pelayanan.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Menurut Kementerian Agama, manajemen Garuda Indonesia belum mampu memberikan pelayanan terbaik kepada jemaah haji sejak periode perjalanan dimulai pada 12 Mei 2024.

“Kami mencatat banyak masalah dalam penerbangan jemaah haji Indonesia selama sepekan terakhir. Performa Garuda Indonesia tahun ini sangat buruk. Kami sudah mengeluarkan teguran tertulis, namun belum ada perbaikan yang berarti,” ujar Juru Bicara Kementerian Agama, Anna Hasbie, di Jakarta, Rabu (22/5/2024).

“Kami melihat manajemen Garuda gagal memberikan layanan terbaik bagi jemaah haji,” lanjutnya.

Sederet Masalah

Anna menjelaskan bahwa Kementerian Agama mencatat sejumlah masalah pada penerbangan jemaah haji Indonesia yang sudah berlangsung sejak 12 Mei 2024.

Pertama, kerusakan mesin pesawat. Insiden ini terjadi di Embarkasi Makassar, di mana sayap kanan pesawat Garuda Indonesia mengeluarkan api saat lepas landas pada penerbangan jemaah kloter lima (UPG-05).

“Kejadian ini menyebabkan efek domino berupa keterlambatan pada beberapa penerbangan berikutnya,” jelas Anna.

Kedua, keterlambatan penerbangan. Kinerja tepat waktu (OTP) Garuda Indonesia sangat buruk. Kemenag mencatat, persentase keterlambatan penerbangan Garuda Indonesia sangat tinggi, mencapai 47,5%.

“Dari 80 penerbangan haji, 38 di antaranya mengalami keterlambatan. Bahkan ada keterlambatan hingga 3 jam 50 menit. Jika dijumlahkan, keterlambatan tersebut mencapai 32 jam 24 menit. Ini sangat disayangkan,” tegas Anna.

Ketiga, pecah kloter. Perencanaan Garuda Indonesia meleset. Pecah kloter yang awalnya diperkirakan hanya terjadi satu kali, ternyata terjadi beberapa kali. “Salah satunya dialami oleh kloter UPG-06 karena Garuda tidak bisa menggantikan pesawat yang rusak mesinnya dengan jenis pesawat yang sama,” sebut Anna.

“Sampai hari ini sudah ada empat penerbangan yang mengalami pecah kloter, artinya satu kloter jemaah tidak bisa diterbangkan bersama-sama,” lanjutnya.

“Potensi ini masih bisa bertambah jika tidak ditangani dengan baik, mengingat masa penerbangan jemaah ke Tanah Suci masih berlangsung hingga 10 Juni mendatang,” tambahnya.

Tas dan Kursi Roda Ketinggalan

Keempat, tas kabin dan kursi roda jemaah tidak terbawa. Peristiwa ini dialami oleh penerbangan jemaah kloter 28 Embarkasi Solo (SOC 28).

Ada 11 kursi roda dan 120 koper kabin yang tidak terangkut. Akibatnya, jemaah dan petugas kebingungan mencari barang-barang tersebut setelah mereka mendarat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah.

“Tidak ada informasi dari Garuda mengenai hal ini. Petugas haji harus mencari-cari terus. Belakangan baru diketahui bahwa 11 kursi roda dan 120 koper kabin itu tertinggal dan baru diterbangkan bersama pesawat yang membawa kloter 33 Embarkasi Solo atau SOC 33,” papar Anna.

“Ini jelas merugikan jemaah SOC 28. Garuda harus meminta maaf dan memberikan kompensasi langsung kepada jemaah. Garuda harus segera melakukan perbaikan ke depannya,” tandasnya.

Sumber: liputan6

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *