Kemenkes RI Mengeluarkan Peringatan Khusus Bahwa Ibadah Haji Pada Tahun 2024 Akan Terpengaruh Oleh Cuaca Ekstrem

Ibadah Haji 2024 Terpengaruh Oleh Cuaca Ekstrem
Makkah


banner 800x800

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.idIbadah haji tahun 2024 di Makkah terdampak cuaca panas ekstrem sehingga Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengeluarkan rekomendasi dan peringatan khusus.

Selain itu, jemaah haji asal Indonesia banyak yang berusia lanjut dan memiliki komorbiditas.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Menurut pusat meteorologi, pada Kamis, 23 Mei 2024, suhu di Makkah, Arab Saudi akan mencapai 40 hingga 41 derajat mulai pukul 13.00 hingga 16.00.

Sementara itu, Indonesia sedang mengalami suhu panas atau gelombang panas dengan suhu berkisar antara 37 hingga 42 derajat Celcius.

Gelombang panas merupakan peningkatan suhu udara secara berkepanjangan hingga 5 derajat Celcius dan dapat terjadi selama beberapa hari berturut-turut.

Atas situasi tersebut, Kementerian Kesehatan mengaku telah melakukan sejumlah upaya preventif untuk mencegah penyakit parah jemaah haji di Indonesia.

Selain itu, haji merupakan ibadah jasmani yang memerlukan persiapan jasmani yang prima untuk melaksanakan Ihram, Tawaf, Wakaf, sa’i bahkan lempar jumrah.

Pusat Kesehatan (Puskes) Haji Kemenkes RI mengatakan sudah memantau kesehatan para jamaah yang memiliki riwayat penyakit (komorbid) seperti hipertensi, diabetes dan jantung. Pemantauan kesehatan ini dibagi dalam sejumlah kategori risiko, yakni risiko tinggi, sedang, dan rendah.

Meski begitu Kemenkes juga jemaah haji untuk menjaga kesehatan diri sendiri selama di Tanah Suci Mekkah.

Berikut ini imbauan jaga kesehatan untuk jemaah haji karena cuaca panas ekstrem yang perlu diperhatikan:

  1. Jangan abaikan makan dan minum teratur

Kepala Puskes Haji Kemenkes RI Liliek Marhaendro Susilo, Ak M.M mengingatkan kepada seluruh jemaah haji agar makan dan minum teratur. Peringatan ini perlu disampaikan, karena kerap kali jemaah haJI lupa makan dan minum karena aktivitas ibadah haji yang padat. Termasuk juga harus cukup tidur.

“Tetap makan dan minum secara teratur. Jangan sampai lupa. Biasanya aktivitas yang berlebihan sehingga waktunya banyak digunakan beraktivitas, dia berkurang waktu istirahatnya. Yang kita minta aktivitas jangan kebanyakan, istirahat cukup,” pesan Liliek.

Aktivitas di luar dengan durasi panjang ini perlu diperhatikan oleh jemaah haji. Terutama, mereka yang tidak sempat membawa bekal makan dan minum. Apabila disepelekan, bahkan sampai lupa makan dan minum, mereka bisa jatuh sakit.

“Kalau aktivitas berkepanjangan di luar, makanan itu tersedia di hotel, bukan di luar. Ada katering di hotel. Nah, orang yang sudah pernah atau sering ke sana pasti banyak membawa bekal, bawa kurma. Misalnya, mau salat zuhur sampai asar di masjid, dia sudah siap bawa bekal,” terang Liliek.

“Sementara, kalau yang tidak bawa bekal bagaimana? Dia menahan lapar. Mungkin biasanya di Indonesia menahan lapar begitu. Lama-lama di sana, akhirnya mereka lupa makan, lupa minum. Selang dua hari di sana seperti itu terus, ya, bisa sakit,” sambungnya.

  1. Pakai Peralatan Pelindung dan Bawa Air Putih

Selama menjalankan ibadah haji, jemaah perlu menyesuaikan diri dalam menghadapi cuaca panas di Arab Saudi.

Kapuskes Liliek menjelaskan, cuaca di Arab Saudi berbeda dengan cuaca di Indonesia. Di Indonesia, suhu paling panas sekitar 36 derajat celcius, sedangkan suhu di Arab Saudi berkisar 41 derajat celcius.

“Paling panas di sana sekitar jam 3 dan 4 siang. Cuaca paling dingin itu jam 6 pagi. Sekarang 26 derajat celcius kalau pagi di sana. Nanti musim haji, semakin lama semakin panas. Tahun lalu di masa Arafah, cuacanya sampai 50 derajat celcius, rata-rata biasanya 47 derajat celcius,” terangnya.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *