Haji itu Miniatur Kehidupan Manusia

Haji itu Miniatur Kehidupan Manusia
Ibadah Haji


banner 800x800

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Imam Shamsi Ali – Presiden Nusantara Foundation

Hajinews.co.id – Hari-hari ini jutaan umat Muhammad SAW kembali berbondong-bondong menuju tanah suci, Mekah, untuk melakukan ibadah haji. Sebuah ibadah yang tidak saja diwajibkan (fardh), tapi sekaligus salah satu dari lima tiang agama (rukun Islam).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Islam dibangun di atas lima dasar (pilar); syahadah bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad ada rasul Allah, mendirikan salat, mengeluarkan zakat, berpuasa di bulan Ramadan, dan haji ke Baitullah bagi yang sanggup menjalaninya”. (Bukhari-Muslim).

Penegasan itu sekaligus menjelaskan kewajibanya atas setiap Muslim yang telah memenuhi persyaratan-persyaratannya. Di antara persyaratan itu adalah Islam, berakal, balig, dan tentunya mampu (istitho’ah).

Merupakan konsensus para ulama, berdasarkan hadits Rasulullah bahwa kewajiban haji hanya sekali dalam seumur. Ketika para sahabat bertanya: “Apakah setiap tahun ya Rasulullah?” Beliau yang ketika itu ditanya berkali-kali oleh sahabat menjawab: “seandainya saya katakan iya maka wajiblah (setiap tahun)”.

Pertanyaan yang kemudian timbul adalah apakah melaksanakannya ibadah Haji harus disegerakan atau boleh ditunda? Jawabannya adalah semua ulama mengharuskan “segera dilaksanakan” jika telah memenuhi syarat-syarat kewajibannya yang disebutkan tadi. Hanya Imam Syafii (Rahimahullah) yang mengatakan boleh saja ditunda tapi dengan catatan “yakin tidak mati sebelum musim haji tahun depan”.

Kesimpulannya haji merupakan kewajiban ‘aini setiap Muslim sekaligus merupakan konsensus para ulama untuk melaksanakannya sesegera mungkin setelah memenuhi syarat-syarat kewajibannya.

Empat poin utama haji

Berbicara tentang haji tentu berbicara tentang Islam, bahkan hidup secara menyeluruh. Hal itu karena haji adalah ibadah yang sangat istimewa. Sehingga ibadah-ibadah di musim haji bahkan dirayakan secara serempak oleh seluruh Muslim di seluruh pelosok dunia.

Disunnahkannya puasa Arafah, perayaan Idul Adha dan ibadah kurban semuanya tidak terpisahkan dari syiar haji serta merupakan bentuk keikut sertaan, katakanlah bentuk solidaritas Muslim dunia kepada jamaah yang sedang melaksanakan ibadah haji.

Catatan sederhana ini mencoba a menjelaskan empat poin penting dari pelaksanaan ibadah haji. Keempat ini merupakan kesimpulan dari seluruh rangkaian ibadah haji, dari awal hingga akhir.

Pertama, haji itu merupakan kesimpulan dari seluruh ibadah dalam Islam. Ibadah haji itu mencakup seluruh ibadah-ibadah yang ada dalam Islam. Kelima rukun Islam misalnya semuanya terangkum dalam amalan ibadah haji.

Ketika memulai berihram, Ikrar pertama yang akan dilantungkan adalah “labbaik allahumma labbaik. Labbaika laa syariika laka labbaik. Innal hamda wanni’mata laka wal mulk. Laa syariik laka labbaik”. Ucapan atau Ikrar ihram ini disimpulkan dalam Kalimah “Laa ilaaha illa Allah”.

Sepanjang hidupnya seorang Muslim menegakkan sholat dengan menghadapkan wajahnya ke sebuah titik poin yang tetap (kiblat). Di saat berhaji para jamaah justeru berada langsung di depan Ka’bah Al-Musyarrafah. Ada ikatan batin dengan Rumah Tua (al-baet al-atiiq) itu.

Seseorang yang tidak mampu menunaikan zakat berarti belum memenuhi syarat kewajiban haji. Karena jika membayar zakat saja belum mampu bagaimana dia akan mampu menunaikan ibadah haji dengan “Zaad” (ongkos) yang tidak sedikit? Maka berhaji juga menandakan kemampuan berzakat.

Puasa itu esensinya “menahan” (al-imsak). Tentu menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa dan segala hal yang tidak diridhoi oleh Allah SWT. Dalam berhaji menahan itu diharuskan. “Maka barangsiap yang melakukan haji maka tiada rafats (kata kotor), tiada fusuuq (dosa-dosa), dan tiada jidaaal (berargumen).

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *