Begitu Banyak Jemaah Haji Yang Kelelahan, Begini Cara Mencegahnya

Banyak Jemaah Haji Yang Kelelahan
Jemaah Haji Kelelahan


banner 800x800

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.idSebanyak 338 rombongan (Kloter) atau 131.000 jemaah haji tiba di Tanah Suci. Kedatangan jamaah haji akan berlanjut hingga 10 Juni. Namun karena durasi penerbangan yang sangat lama, banyak jamaah yang merasa lelah setelah sampai di bandara.

Hal tersebut diungkapkan tim kesehatan Klinik Bandara, Ners Rendy Yoga Saputra pada pertemuan di Bandara Internasional King Abdul Aziz (KAAIA) Jeddah.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Kelelahan pada jemaah terjadi hampir pada setiap kloter. Apalagi jemaah haji lansia,” ujarnya pada Tim Media Center Haji, Kamis (30/5).

“Dilihat dari data tanggal 27 Mei 2024, 15 dari 55 jemaah yang berobat di klinik bandara adalah jemaah haji yang mengalami kelelahan selama penerbangan,” sambungnya.

Karenanya, jemaah harus mengenali kondisi diri sendiri, mengenal kekuatan diri hingga mendengar alarm tubuh seperti kepala berat, kaki terasa panas, lemas dan pusing.

“Ketika tubuh sudah menunjukkan tanda-tanda tersebut, jemaah harus mampu mengenali kemampuan diri, maka tidak perlu memaksakan ibadah. Lebih baik fokus dan tabung energi pada inti ibadah haji, yakni saat wukuf di Arafah,” terang Rendi.

Dikatakan Rendi, kekurangan elektrolit dan cairan dapat memicu kelelahan dan keluhan lemas. Untuk itu, penting bagi jemaah haji agar selalu cukup minum air, jangan menunggu haus dan lebih bagus jika ditambah oralit. “Asupan nutrisi, makanan dan buah juga harus cukup,” katanya.

Selain itu, jemaah juga diimbau agar tidur cukup, baik secara kualitas maupun kuantitas. “Durasi minimal 7 jam sehari, namun jika kurang dari 7 jam maka kualitas tidurnya harus benar-benar bagus,” ujarnya.

Bagi jemaah lansia, Rendi menambahkan bahwa perubahan lingkungan yang begitu cepat karena perjalanan dapat memicu kelelahan fisik dan psikis. “Efeknya lansia  mudah mengalami kesepian dan depresi. Sehingga lansia perlu diajak mengenali  perubahan lingkungan yang terjadi, serta menemani lansia pada etape perjalanan haji merupakan hal yang penting,” jelasnya.

Terakhir, Rendi mengimbau agar jemaah haji dapat mengonsultasikan kondisi kesehatannya pada tenaga kesehatan haji (TKH) Kloter, tentang kondisi tubuh dan kebutuhan suplemen, seperti vitamin C, B dan D.

Sumber: mediaindonesia

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar