Muhammadiyah dan BSI

Muhammadiyah dan BSI


banner 800x800

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Abdul Kohar – Dewan Redaksi Media Group (Ebet)

Hajinews.co.id – SALAH satu doktrin Muhammadiyah yang sangat mengagumkan ialah ketaatan dan kepatuhan seluruh pimpinan di berbagai tingkatan organisasi dan anggotanya terhadap keputusan Persyarikatan di level pusat. Maka itu, ketika Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mengumumkan akan menarik dana simpanan dan pembiayaan dari PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk atau BSI ke sejumlah bank syariah swasta, tidak ada satu pun dari komponen organisasi kemasyarakatan itu yang menyempal. Semuanya sami’na wa atha’na, kami dengar dan kami laksanakan.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Maka itu, keputusan tersebut membuat kalangan di jagat bisnis perbankan syariah serta publik di Tanah Air terkejut. Banyak yang tidak menyangka bahwa Muhammadiyah akan melakukan itu secara serentak, menjadikannya sebuah ‘gerakan’ terorkestrasi. Keputusan itu juga cuma berselang beberapa hari setelah hasil konsolidasi keuangan PP Muhammadiyah dengan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) di Yogyakarta pada 26 Mei 2024.

Pengumuman pemindahan dana itu tertuang dalam sebuah memo dari Muhammadiyah dengan Nomor 320/I.0/A/2024 tentang Konsolidasi Dana. Dalam memo bertarikh 30 Mei 2024 itu, PP Muhammadiyah menyatakan akan mengalihkan dana tersebut ke sejumlah bank yang selama ini bekerja sama dengan Muhammadiyah. Bahasa resminya melakukan rasionalisasi dana simpanan dan pembiayaan di BSI dengan pengalihan ke Bank Syariah Bukopin, Bank Mega Syariah, Bank Muamalat, bank-bank syariah daerah, dan bank-bank lain yang selama ini bekerja sama baik dengan Muhammadiyah.

Maka itu, mulai Majelis Pendidikan Tinggi dan Pengembangan PP Muhammadiyah, Majelis Pembinaan Kesehatan Umum PP Muhammadiyah, pimpinan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah, pimpinan Rumah Sakit Muhammadiyah dan Aisyiyah, hingga pimpinan Badan Usaha Milik Muhammadiyah di seluruh Indonesia langsung tancap gas mengalihkan dana tersebut. Tidak disebutkan secara pasti berapa total dana yang dipindahkan itu. Berbagai kalangan menyebutkan jumlahnya sekitar Rp13 triliun hingga Rp15 triliun.

Alasan resmi Muhammadiyah menarik dan memindahkan dana simpanan serta pembiayaan dari BSI ialah karena penempatan dana Muhammadiyah selama ini terlalu banyak berada di BSI. Sementara itu, penyimpanan dana Muhammadiyah di bank-bank syariah lain masih sedikit. Kondisi itu secara bisnis dapat menimbulkan risiko konsentrasi atau concentration risk.

Selain berisiko tinggi, konsentrasi semacam itu membuat persaingan usaha perbankan syariah akan jomplang, tidak sehat dan menyehatkan. ‘Muhammadiyah akan terus melakukan rasionalisasi dan konsolidasi terhadap masalah keuangannya agar bisa berkontribusi bagi terciptanya persaingan yang sehat di antara perbankan syariah’, begitu tulis Persyarikatan dalam rilis resminya.

Namun, ada pula yang berspekulasi bahwa alasan ‘panggung depan’ boleh jadi berbeda dengan yang terjadi di ‘panggung belakang’. Sejumlah kalangan mencurigai ada hubungan yang retak antara Muhammadiyah dan BSI. Ada spekulasi bahwa BSI tidak mengakomodasi ‘kepentingan’ Muhammadiyah dalam komposisi sumber daya manusia pengelola bank syariah terbesar di Indonesia itu. Justru pihak lain yang tidak memiliki ‘keterikatan’ dengan BSI, menurut spekulasi itu, malah diakomodasi.

Benar atau tidaknya alasan itu biarlah waktu yang menjawabnya. Yang pasti, bila sebelumnya antara Muhammadiyah dan BSI merupakan konco kenthel alias teman dekat, kini keduanya sekadar jadi konco biasa. Ada kepercayaan yang agak tergerus dalam relasi antarkolega itu.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *