Haedar Nashir Ingatkan agar Merawat Nilai-Nilai Kemabruran dalam Ibadah Haji



banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.id — Pada 9 Zulhijah 2024 atau 15 Juni 2024, jemaah haji dari seluruh dunia termasuk jemaah haji Indonesia sedang melaksanakan prosesi wukuf di Arafah. Waktu wukuf di Arafah dimulai setelah tergelincirnya matahari (waktu Zuhur) pada hari Arafah.

Sebagai bagian dari puncak ibadah haji, sebagai mana hadis Nabi bahwa haji itu arafah.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Lewat siaran pers, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan dalam proses wukuf di Arafah, segenap jiwa raga menundukkan diri secara total di hadapan Allah SWT yang Maha Segalanya. Bahkan dengan tangisan lahir dari hati dan jiwa yang terdalam, dengan seluruh kepasrahan semuanya menundukkan diri untuk menjadi hamba Allah yang mabrur sebagaimana tujuan dari idealisasi berhaji dan ibadah haji.

Setelah wukuf akan terus dilakukan proses ibadah haji, yakni Muzdalifah di Mina dan hingga kembali ke Mekkah, sampai dituntaskan dalam tawaf wada.

“Maka saatnya lah dalam suasana penuh pengabdian dan kepasarahan ini setiap jamaah dapat menjadikan prosesi ibadah haji ini menjadi haji yang mabrur. Dan setiap jemaah haji ingin menjadi haji yang mabrur,” tutur Haedar pada Sabtu (15/6).

Haji mabrur merupakan tingkat tertinggi capaian ideal dalam beribadah haji, bahkan Nabi bersabda tidak ada balasan yang lebih pantas dari haji yang mabrur selain surga.

“Seluruh proses ibadah haji maupun segala rukun wajib dan sunnahnya, jangan berhenti di ranah syariat atau formalitas semata, jadikan ibadah haji sebagai energi ruhani dan pelaksanaan ibadah yang masuk ke jantung hakikat untuk membangun kesalehan diri yang optimal, kemabruran akan diukur dengan kemampuan kualitas diri sebagai insan mukmin, yang hablum minallah selalu kokoh dan kuat, serta hablum minannas semakin baik dan berkualitas,” tutur Haedar.

Dalam surah Al Baqarah ayat 177, Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat, melainkan kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari Akhir, malaikat-malaikat, kitab suci, dan nabi-nabi; memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang miskin, musafir, peminta-minta, dan (memerdekakan) hamba sahaya; melaksanakan salat; menunaikan zakat; menepati janji apabila berjanji; sabar dalam kemelaratan, penderitaan, dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.

“Haji mabrur harus membentuk pribadi yang mabrur, dan kemabruran identik dengan ketakwaan, dengan ihsan menjadi orang yang muhsin dan seluruh nilai puncak keutamaan sebagai insan muslim,” ujar Haedar.

Haedar turut menyampaikan tahniah kepada seluruh jamaah haji, khususnya jamaah haji Indonesia. Haedar juga berpesan untuk menjadikan ibadah haji sebagi tonggak terpenting dalam hidup sebagai muslim untuk naik tingkat menjadi ihsan yang mushin, muttaqin, dan insan yang salih dan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT, berbuat segala macam kebajikan hidup, berbuat ihsan terhadap sesama dan lingkungan.

“Dan kemabruran itu harus dijaga terus menerus sepanjang hayat, tidak perlu haji berkali-kali manakala kemabruran itu datang dan pergi lepas kembali,”jelas Haedar.

Terakhir, Haedar berpesan agar jemaah haji dapat merawat nilai-nilai kemabruran untuk menjadi insan yang mabrur dalam kehidupan sehari-hari sehingga dihadapan Allah SWT nanti kita dapat menjadi insan-insan yang diberi jalan terbaik dan mudah untuk diberi ridho dan karunianya dan dimasukkan ke surga jannatun naim.

sumber

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *