Masihkah Kamu Terburu-Buru Dalam Salat? Hati-Hati, Tidak Sah!

Terburu-Buru Dalam Salat
ilustrasi: salat
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.idMasih suka terburu-buru saat salat? Hati-hati, karena salat yang salah akan bakal tidak sah, padahal salat termasuk amalan utama dalam Islam.

Salat merupakan amalan pertama yang dihitung pada hari kiamat atau merupakan penghitungan amal seorang hamba. Nabi SAW bersabda:

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

أَوَّلُ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الصَّلَاةُ، فَإِنْ صَلَحَتْ صَلَحَ لَهُ سَائِرُ عَمَلِهِ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَسَدَ سَائِرُ عَمَلِهِ

‘Yang pertama kali dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat adalah salat. Jika salatnya baik, maka seluruh amalnya baik dan jika salatnya rusak, maka seluruh amalnya rusak”. (Disahihkan oleh Al Albani)

Hadis di atas, dijelaskan Ustaz Hadhrami, menunjukkan betapa seriusnya permasalahan salat , maka tidak sepantasnya seorang muslim menyepelekannya. Dan termasuk bentuk penyepelean yang banyak dilakukan adalah salat dengan tergesa-gesa tidak menunaikan thuma’ninah yang merupakan salah satu rukun salat, hingga tidak sahlah salatnya itu.

Orang seperti ini bahkan pernah Nabi SAW tegur langsung, simak kisahnya dalam hadits berikut:

عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ الْمَسْجِدَ فَدَخَلَ رَجُلٌ فَصَلَّى ثُمَّ جَاءَ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرَدَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ السَّلَامَ فَقَالَ ارْجِعْ فَصَلِّ فَإِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ فَصَلَّى ثُمَّ جَاءَ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ ارْجِعْ فَصَلِّ فَإِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ ثَلَاثًا فَقَالَ وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقِّ فَمَا أُحْسِنُ غَيْرَهُ فَعَلِّمْنِي قَالَ إِذَا قُمْتَ إِلَى الصَّلَاةِ فَكَبِّرْ ثُمَّ اقْرَأْ مَا تَيَسَّرَ مَعَكَ مِنْ الْقُرْآنِ ثُمَّ ارْكَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ رَاكِعًا ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَعْتَدِلَ قَائِمًا ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ جَالِسًا ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا ثُمَّ افْعَلْ ذَلِكَ فِي صَلَاتِكَ كُلِّهَا

” Dari Abu Hurairah, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam masuk ke dalam Masjid, lalu ada seorang laki-laki masuk ke dalam Masjid dan salat, kemudian orang itu datang dan memberi salam kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab salamnya kemudian bersabda: “Kembali dan ulangilah salatmu, karena kamu belum salat!” Orang itu kemudian mengulangi salat dan kembali datang menghadap kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sambil memberi salam. Namun beliau kembali bersabda: “Kembali dan ulangilah shalatmu karena kamu belum shalat!” Beliau memerintahkan orang ini sampai tiga kali dan akhirnya, sehingga ia berkata, “Demi Dzat yang mengutus tuan dengan kebenaran, aku tidak bisa melakukan yang lebih baik dari itu. Maka ajarilah aku.” Beliau pun bersabda: “Jika kamu mengerjakan shalat maka bertakbirlah, lalu bacalah ayat yang mudah dari Al Qur’an. Kemudian rukuklah hingga benar-benar rukuk dengan tenang, lalu bangkitlah (dari rukuk) hingga kamu berdiri tegak, setelah itu sujudlah sampai benar-benar sujud, lalu angkat (kepalamu) untuk duduk hingga benar-benar duduk, Setelah itu sujudlah sampai benar-benar sujud, Kemudian lakukanlah seperti cara tersebut di seluruh salat (rakaat) mu.” (HR Bukhari)

Lihat, Nabi sampai menyuruhnya mengulangi terus salatnya hingga 3 kali dan menyatakan bahwa dia belumlah salat, sampai orang tersebut menyadari kekeliruannya dan memohon kepada Nabi untuk mengajarinya salat yang benar.

Maka, penuhilah rukun thuma’ninah, yaitu tenang dalam gerakan dan bacaan salat.

“Karena sesungguhnya salat ibarat menghadap Allah Ta’ala, maka lakukanlah dengan yang terbaik. Padahal jika dimisalkan dengan pertemuan penting lainnya, apakah kita akan maju ke depan dan mempresentasikan acara dengan begitu? Tentu tidak bukan? Maka jagalah salatmu dan tunaikanlah haknya. Jangan sampai engkau merasa sudah salat sejak puluhan tahun yang lalu, namun ternyata tidak sah hingga tidak diterima di sisi Allah Ta’ala,”pungkas dai yang berkhidmat di Yayasan Hisbah ini.

Wallahu A’lam

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *