Hajinews – Ini bukan provokasi, juga bukan pandangan sempit sektoral, tapi demi keselamatan siapapun korban, tersangka, terduga maupun terdakwa yang mempunyai hak dan kewajiban sebagai manusia yang harus dimanusiakan !
Bahwa umat Islam merupakan kekuatan potensial bangsa Indonesia adalah benar adanya, oleh karenanya dibuatlah potensi itu dicabik cabik, dirobek robek, dipisahkan dan dibentur benturkan sesamanya, hingga keadaan porak poranda seperti sekarang
Saya merasa, nyaris tidak ada yang salah dimanapun umat Islam berada dan berpihak, bisa jadi mereka hanya korban ketidak pahaman dan ketidak pengertiannya, akibat hasutan, dorongan, ajakan dari segelintir oknum pejabat / penguasa yang berkianat dan telah dibutakan mata hatinya untuk kemuliaan bangsa Indonesia ini
Tanpa mengecilkan makna umat yang lain, PERSATUAN DAN KESATUAN UMAT ISLAM merupakan KUNCI POKOK kejayaan NKRI
Oleh karenanya hentikan dan sadarlah kepada saudara saudaraku, terutama para tokoh dan ulama untuk tidak saling menyalahkan sesamanya
Pahami dan sadari bahwa telah lama umat Islam dibuat dikondisikan dan diciptakan seperti ini
Saya menyesal, kepada Badan Inteljen Negara (BIN ) yang tak kunjung valid dan akurat dalam memberikan informasi dan inteljen kepada pemerintah, sehingga pemerintah salah langkah dan tindak dalam menjalankan dan membawa negara ini
Juga saya menyayangkan kepada kebanyakan saudara saudaraku yang mudah terhasut, hanyut dan larut dalam kecanggihan IPTEK dan komunikasi, sehingga dengan mudah dan cepat kita diperangkap dan diadu domba melalui argumen argumen yang seolah realistik
Sesungguhnya, tegaknya negara ini sangat tergantung tegaknya hukum yang mencerminkan beradab, bermartabat, benar dan adil
Faktanya, banyak para penegak hukum, yang terkontaminasi dengan faktor faktor tekanan, arahan maupun keadaan
Mulai dari masalah rakyat kecil, akar rumput hingga para tokoh dan penguasa, indikasi kesewenang wenangan oknum penegak hukum bak memposisikan dirinya setingkat malaikat
Sering terjadi, masalah masalah yang ada dipolitisir, sebaliknya begitu fatalnya membuat langkah tindak bak berawal dari akhir dan berakhir diawal
Konkritnya, begitu mudah dan beraninya memanipulasi prosedur, waktu dan keputusan, yang memperlihatkan ketidak solidan dan ketidak validan para hakim dalam menangani perkara
Contoh kecil, pelaksanaan persidangan suatu perkara, hakim sering seenaknya membuat jadwal persidangan yang dengan mudah dan beraninya dilanggar sendiri, baik diulur ulur, diabaikan bahkan ditunda tunda
Otak dan hati hakim nyaris mati rasa bahwa siapapun yang jadi korban terduga, terdakwa maupun tersangka, disamping ada asas praduga tak bersalah, juga tidak terlepas mencari nafkah, kelangsungan hidup dan kepentingan kepentingan keluarga lainya
Tidak hanya pada perkara kecil seperti urusan anak anak, tapi perkara besar seperti HRS juga nampak penanganan yang tidak serius dan main main
Adakah maksud dibalik itu semua ? Semisal sengaja untuk menimbulkan keributan, kerusuhan dan kegaduhan ?
Apapun alasannya hal diatas telah mencerminkan ketidak profesionalnya sebagai penegak hukum, penegak disiplin maupun penegak kebenaran dan keadilan
Dengan kata lain, banyak hal hal yang telah ditentukan oleh hakim, dilanggar oleh hakim itu sendiri
Kapan berhentinya sikap hakim seperti ini ?
Kita wajib kritisi dan koreksi, terhadap para hakim baik yang disengaja maupun tidak disengaja melanggar aturanya sendiri
Sekali lagi, saya mengajak seluruh bangsa ini, tidak beranggap kepada siapapun yang sedang jadi korban, tersangka, terduga maupun terdakwa, seolah mudah dilecehkan tidak dimanusiakan, karena bisa jadi mereka yang berkianat adalah para hakim itu sendiri
( Jakarta, 18 Maret 2021, Sugengwaras )