Hajinews — Pengamat politik Ujang Komarudin angkat bicara soal usulan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian terkait pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu).
Menurut Ujang Komarudin, usulan tersebut harus dipertanyakan kepada pemerintah maksud dan tujuannya.
“Mungkin ada strategi atau taktik yang dimainkan pemerintah yang kita tidak tahu,” ucapnya kepada GenPI.co, Minggu (19/9).
Ujang pun mempertanyakan alasan konkrit pemerintah mengubah jadwal pelaksanaan pemilu yang mulanya akan digelar pada 24 Februari 2024.
“Saya tidak tahu, apakah itu ada taktik dari pemerintah atau ada agenda-agenda terselubung?” kata Ujang.
Dosen Universitas Al Azhar tersebut mengatakan pengunduran pemilu sah-sah saja jika didasari dengan alasan yang tepat dan untuk kebaikan rakyat.
“Kalau memang pengundurannya tidak menganggu proses pemilu itu bisa-bisa saja, tetapi kalau sampai menganggu atau punya strategi lain misalkan terkait amendemen itu tidak tahu,” katanya.
“Itu yang harus kita pertanyakan kepada pemerintah,” imbuh Ujang.
Dia mengatakan saat ini masyarakat pun sudah tidak percaya dan curiga dengan rencana-rencana yang dilakukan pemerintah.
“Jangan sampai maksud dan tujuannya memanage terkait amendemen dan masyarakat masih curiga akan hal itu,” kata Ujang.
Meskipun begitu, ada dampak positif yang mungkin akan ditimbulkan dengan adanya penundaan tersebut.
“Kelebihannya penyelenggara pemilu (KPU) itu bisa lebih longgar, karena ada persiapan beberapa bulan,” tutup Ujang.(dbs)