Sebelumnya, Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini menyampaikan kabar bahwa pelaksanaan Muktamar MU akan ditunda sampai waktu yang belum ditentukan.
Adapun penundaan itu disebabkan rencana pemerintah yang akan menerapkan PPKM level 3 se-Indonesia sepanjang Nataru serta dari banyaknya aspirasi yang masuk.
Wakil Ketua PWNU Jatim, KH Ahmad Fahrur Rozi atau yang biasa dipanggil Gus Fahrur mengatakan wacana tertunda yang disampaikan Sekjen PBNU masih sebatas pernyataan sepihak.
Ia pun menyebut saat ini PBNU belum melakukan rapat dan masih menunggu Arahan dari Rais Am.
“Ya, jadi itu bukan tanggapan dari Pak Helmy ya sebagai sekjen. Tapi panitia, selaku ketuanya Pak Imam Azis bahwa itu keputusan. Karena masih menunggu rapat PBNU untuk menunggu Arahan dari Rais Am sebagai pemimpin tertinggi di NU,” kata Gus Fahrur, dikutip dari detikcom, Kamis 18 November 2021.
Kemudian, Gus Fahrur mengusulkan jika memang tidak bisa sesuai jadwal, maka lebih baik opsi pelaksanaannya dimajukan.
Menurutnya, kondisi Indonesia saat ini masih terkendali. Dia pun memberikan contoh pelaksanaan PON di Papua yang bisa digelar dengan sukses.
“Kita berharap maju saja. Karena ini situasi masih terkendali dan berkaca pada pelaksanaan PON kemarin. Itu kan bahkan akbar nasional dan bisa dilaksanakan. Atau kalau cuma masalahnya untuk menghindari liburan akhir tahun, ya sudah kita majukan saja,” bebernya.
Diketahui, Rencana penerapan PPKM level 3 se-Indonesia oleh pemerintah menjadi alasan utama Muktamar NU ditunda.
“Maka, dalam konteks itu, PBNU nanti akan memutuskan kapan kapan, meskipun sudah aspirasi yang menyampaikan aspirasi bahwa mundur bertepatan dengan hari baik, yaitu tanggal 31 Januari 2022, di mana bertepatan dengan harlah NU,” ujar Sekjen PBNU, Helmy Faishal Zaini, Kamis 18 November 2021.
Helmy pun belum bisa memastikan tanggal Muktamar NU akan digelar. Menurutnya, hal tersebut akan diputuskan oleh pengurus PBNU.
“Waktunya pasti, nanti akan diputuskan oleh Ketua Umum dan Sekjen PBNU, Rais Aam dan Katib Aa,” imbuh Helmy. [mks]