Jakarta, hajinews.id,- Penyakit stroke melibatkan sel saraf yang ada di tubuh bisa berdampak membuat kerusakan yang tidak bisa kembali baik atau permanen. Maka, untuk penanganannya waktu adalah elemen yang paling penting untuk diperhatikan.
Direktur Utama Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON) dr Mursyid Bustomi, SpS(K), mengatakan jika penangan seperti kebutuhan oksigen dan nutrisi tidak segera dipenuhi, maka akan semakin banyak jaringan yang rusak.
“Golden hour untuk penyakit stroke itu harus sangat diperhatikan. Terlambat 1 detik saja, akibatnya bisa fatal. Jadi, penanganan untuk penyakit stroke ini harus dilakukan sesegera mungkin,” jelasnya pada detikcom, Jumat, (25/10).
Di RS PON sendiri, penanganan pasien harus
segera ditangani kurang dari 4,5 jam. dr Mursyid mengatakan, sebenarnya dengan
waktu sebanyak itu masih belum cukup, karena rumah sakit juga butuh waktu lebih
untuk melakukan persiapan penanganan.
“Ada namanya door to middle, yaitu saat
pasien dibawa masuk dari pintu rumah sakit sampai obat dimasukkan ke dalam
tubuh. Itu harus dilakukan kurang dari 60 menit,” ujarnya.
“Bahkan, kalau kita mengikuti standar
internasional, penanganan seperti ini harus diberikan kurang dari 30 menit,
makin cepat kan. Semakin cepat diberikan obat, maka semakin baik. Disitulah
tantangan untuk tenaga rumah sakit agar selalu siap sedia,” imbuhnya.
Selama jangka waktu 4,5 jam pasien harus segera
diberikan obat stroke yang disuntikkan ke tubuh. Bila ini tidak berhasil, maka
akan dilakukan cara selanjutnya yaitu trombektomi atau penyedotan sumbatan
darah yang terjadi. Waktu yang dibutuhkan untuk bisa melakukan proses ini juga
terbatas harus kurang dari 24 jam setelah stroke terjadi.
“Maka dari itu, kami menyarankan untuk
segera mencegah penyakit stroke ini datang ke tubuh. Perhatikan gejala atau
faktor risiko yang dapat memicunya. Mencegah lebih baik daripada
mengobati,” tutur dr Mursyid.(fur/detik)
Mantap.
Materi yg disajikan up to-date dan menarik