Jika AS dinyatakan resesi, apakah akan berdampak untuk perekonomian di Indonesia? Ekonom sekaligus Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan kalaupun AS mengalami resesi, perekonomian Indonesia masih punya peluang baik-baik saja.
“Perekonomian Amerika terdampak negatif oleh tingginya impor di tengah harga komoditas yang tinggi. Sementara Indonesia sebaliknya, harga komoditas yang tinggi membantu ekspor Indonesia dan mendorong surplus neraca perdagangan tertinggi,” jelasnya kepada MPI, Rabu (8/6/2022).
Menurutnya, Amerika memang mitra dagang utama bagi Indonesia tetapi bukan satu-satunya. Perekonomian Indonesia tidak sepenuhnya bergantung kepada AS. Indonesia lebih banyak bergantung kepada China.
“Yang harus lebih diwaspadai adalah kondisi global. Kalau China, Eropa, semuanya resesi, kita patut lebih khawatir,” ujarnya Piter.
Ia menambahkan meskipun global resesi bukan berarti semua negara resesi. China diperkirakan masih akan mampu bertahan. Beberapa negara masih akan tumbuh positif. Ini masih bisa menjadi pasar ekspor barang-barang komoditas Indonesia.
“Pemerintah sebaiknya lebih fokus menjaga permintaan domestik yang cukup besar. Perekonomian kita lebih banyak disupport oleh konsumsi dan investasi yang berasal dari domestik. Saya masih optimis kalau Indonesia bisa bertahan walau perekonomian global dihantam resesi. Dengan asumsi, pandemi mereda,” tegasnya.