Cerita mengenai PKI masuk dalam daftar peristiwa kelam yang pernah terjadi di Indonesia.
Berlangsungnya pembantaian PKI mewabah di berbagai daerah, salah satunya di Jawa Timur.
Kala itu, daerah Madiun sangat mencekam lantaran pimpinan PKI, Muso mendirikan Pemerintahan Republik Soviet Indonesia dan Madiun dipilih sebagai Ibu Kota.
Otomatis, kota-kota seperti Magetan, Ponorogo, sampai Pacitan menjadi sasaran serangan PKI.
Serbuan PKI itu pun berimbas kepada penyerangan terhadap Pesantren Gontor dan memburu pimpinan pondok, yakni KH. Ahmad Sahal dan KH. Imam Zarkasyi untuk dibunuh.
“Saat tahun 1948, PKI menyerang pesantren Gontor. Pak Sahal dan Pak Zarkasyi berebut mati,” tutur Prof. Hamid Fahmi, Rektor Gontor saat ini seperti dikutip nganjuk.pikiran-rakyat.com.
Tentara Hizbullah Selamatkan para Kyai
![](https://hajinews.id/wp-content/uploads/2022/07/Tentara-Hizbullah-Selamatkan-para-Kyai.jpg)
Kedatangan pasukan PKI membuat seluruh penghuni Gontor, termasuk Kyai berusaha menyelamatkan diri.
Melansir muslimobsession.com, Pak Sahal dan Pak Zarkasyi dibantu kakak tertua, KH Rahmat Soekarto, berdiskusi mencari cara untuk menyelamatkan para santri dan Pondok.
Singkat cerita, diputuskanlah keduanya pergi mengungsi dengan para santri sedangkan penjagaan pesantren diberikan kepada KH. Rahmat Soekarto.
Sehari usai para santri mengungsi ke arah timur menuju Gua Kusumo, PKI benar-benar datang.
Mereka bertindak ganas dan menggeledah seluruh kawasan Pondok Gontor.
Ya, senjata ditembakkan guna memancing dan menunggu reaksi orang-orang dalam Pondok.
Dikarenakan tak ada reaksi, para kumpulan PKI ini berkesimpulan bahwa Gontor telah dijadikan markas tentara.
Ketika para PKI ini hendak masuk ke rumah Pak Rahmat yang masih berada di kawasan Pondok, datanglah Laskar Hizbullah dan Pasukan Siliwangi.
Pada akhirnya, PKI lari tunggang langgang karena serbuan dari dua pasukan tersebut.