Kamaruddin Simanjuntak mengakui dirinya didatangi tim negosiator dari Mabes Polri.
Ia mengungkapkan bahwa di awal ia menangani kasus kematian Brigadir J yang mendapat sorotan publik ini, mengakui dirinya didatangi tim negosiator dari Mabes Polri.
Tim negosiator dari Mabes Polri ini meminta dirinya untuk meredam kasus kematian Brigadir J dan jangan memperpanjangnya.
![](https://hajinews.id/wp-content/uploads/2022/08/Kamaruddin-Simanjuntak-refly-harun.jpg)
Mereka meminta Kamaruddin Simanjuntak menerima begitu saja keterangan polisi.
Namun, sikap Kamaruddin memilih menolak hal itu meski ditawari sejumlah imbalan, karena banyak kejanggalan dalam kasus meninggalnya Brigadir J dan ingin kebenaran terkuak.
“Yang dilakukan Mabes Polri saat itu adalah mengirim utusan-utusan untuk bernegosiasi dengan saya. Diminta agar kasus ini kondusif,” kata Kamaruddin Simanjuntak, Sabtu (6/8/2022).
“Saya sudah katakan pada 2011, utusan Presiden saja saya tolak. Uang puluhan miliar hingga ratusan miliar saya tolak di 2011, ketika saya membuka kasus Wisma Atlet yang merembet ke e-KTP, Alkes, Hambalang dan lainnya itu,” katanya.
Untuk itu Kamaruddin mengingatkan semua pihak untuk tidak mencoba merayunya menutupi kebenaran.
“Oleh karena itu, jangan coba-coba menawarkan hal-hal yang bertentangan dengan hukum kepada saya. Karena saya tidak tergoda dengan uang dan kekuasaan.”