JAKARTA, hajinews.id – Pernyataan Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ihwal tujuan kebijakan Pertamina untuk ojek online (ojol) menuai kritikan tajam karena dinilai ambigu.
Mantan Sekretaris Kabinet, Dipo Alam menyoroti kebijakan Pertamina tersebut terkait ada cashback 50 persen maksimal Rp 15.000 bagi 10.000 pengendara ojol per hari untuk pembelian Pertalite, Pertamax dan Pertamax Turbo. Bagi Dipo, pengumuman Ahok itu tampak abu-abu dalam menolong rakyat.
Dipo bahkan menduga ada tujuan lain di balik kebijakan itu, yaitu menolong perusahaan aplikasi jasa transportasi online agar terbebas dari kewajiban sosial pada para mitra. “Kalau memang ingin menolong rakyat, kenapa yang dapat cashback hanya pengemudi ojol? Kenapa pengemudi ojek pangkalan juga tak diberi hak yang sama? Kenapa sopir angkot, atau sopir bis tidak dikasih hal serupa?” kata Dipo mempertanyakan dalam akun Twitter pribadi, Selasa (14/4/2020).
Jika pemerintah ingin menolong pengemudi ojol, tegas Dipo, maka cara yang bisa dilakukan adalah dengan membuat regulasi yang meminta agar perusahaan-perusahaan penyedia jasa aplikasi ikut meringankan beban mitranya.
Caranya, lanjut Dipo, bisa melalui penghapusan potongan, pemberian CSR, atau sejenisnya. Jadi, bukan melalui kebijakan abu-abu dari BUMN. Dipo menilai perusahaan ojol bukan perusahaan kaleng-kaleng yang beromset kecil. Mereka adalah unicorn yang kerap dibanggakan Jokowi. “Bukankah perusahaan-perusahaan aplikasi itu kategorinya sudah unicorn dan decacorn. Artinya, bukan perusahaan receh kan?” tegas Dipo.
Ahok pada Senin (13/4/2020), mengumumkan adanya cashback tersebut memakai aplikasi MyPertamina. Promo tersebut berlaku pada periode 14 April hingga 12 Juli 2020. “#BerbagiBerkahMyPertamina,” kata mantan narapidana penistaan agama itu. (rah/rmol)