By M Rizal Fadillah, Pemerhati Politik dan Kebangsaan
Hajinews.id – Pesantren Al Zaytun di Indramayu Jawa Barat terus menuai kritikan, kecaman dan desakan agar ada pengusutan mendalam. Lembaga yang mencatut nama pesantren itu nyatanya banyak melakukan praktek keagamaan yang menyimpang. Kriteria tentang kesesatan ajaran terpenuhi. Korbanpun berjatuhan khususnya peserta didik yang tersesatkan.
Setelah perempuan shalat di depan sejajar pria lalu kebolehan ibadah shalat jum’at dengan khatib perempuan, syahadat ditambah, rukun Islam diubah, azan nyeleneh, haji ke Indramayu dengan thawaf mengelilingi lahan, serta jumroh 7 zak semen, maka terungkap pula tradisi atau pembudayaan salam Yahudi.
Pimpinan pesantren Panji Gumilang berkata : “Saya mengajak saudara-saudara mengucapkan salam yang tidak assalamu ‘alaikum saja sambil kita bernyanyi. Kita ucapkan pada sahabat kita ‘havenu shalom aleichem’ dalam bentuk bernyanyi sambil berdiri, karena ini satu suro”.
Menurut Ustadz Abdul Aziz Brattke “havenu shalom aleichem” dinyanyikan oleh orang Yahudi setelah keluar dari ibadah di Sinagog.
Dari segi ideologi pesantren Al Zaytun itu menjadi markas NII dengan sebutan NII KW 9. Pembiaran ini menimbulkan keanehan sekaligus pertanyaan apakah pesantren Al Zaytun itu sejak dahulu sudah menjadi “binaan” pemerintah dalam rangka memecah belah umat Islam ? Atau bagian dari sebuah “operasi intelijen” ? Kepala BIN Hendropriyono sangat “peduli” kepada pesantren NII ini.