Hajinews.co.id – Penjelasan Kepala Desa Sambiroto, Kecamatan Padas, Ngawi, Sri Mulyono, usai video dukungannya terhadap Prabowo-Gibran viral di media sosial.
Usai pemeriksaan di Bawaslu Ngawi, Sri Mulyono mengaku dipaksa dan diancam untuk membuat video pernyataan dukungan tersebut.
Kejadian berawal ketika dirinya mendapat telepon dari seseorang yang dia sebut sebagai petinggi di wilayah Kabupaten Ngawi. Hanya saja, dia enggan menjawab secara detail ketika ditanya siapa oknum tersebut.
“Ada tekanan datang dari petinggi Asosiasi Kepala Desa (AKD) Kabupaten Ngawi melalui sambungan telepon, disuruh membuat video, intinya tidak aman saja. Kalau mau aman, saya disuruh membuat video itu,” ujar Sri Mulyono, Selasa (13/2).
Yoni, sapaan lekatnya, mengungkapkan, narasi yang diutarakan dalam video deklarasi dukungan itu juga dibuat oleh pelaku yang mengancamnya sehingga hanya membacakan dan merekam video tersebut.
“Saya tahu dan sadar tindakan tersebut melanggar netralitas kepala desa. Terpaksa karena sudah ketakutan dengan ancaman itu akhirnya mau membuat video,” tuturnya.
Yoni tak menyangka jika video itu akan diupload dan disebar di media sosial. Menurutnya, video itu hanya buat dokumentasi pribadi ataupun untuk bukti laporan kepada tim pasangan capres-cawapres 02 itu.
Ketua Bawaslu Ngawi Yohanes Pradana Vidya Kusdanarko, mengaku sudah melakukan pemeriksaan kepada Kades Sambiroto tersebut.
“Sebanyak 30 pertanyaan kepada terlapor. Dalam pemeriksaan itu didampingi dari pihak kepolisian dan kejaksaan,” ucap Yohanes.
Sumber: jpnn