Jakarta, Hajinews.id – Presiden Prancis Emmanuel Macron melakukan klarifikasi yang dianggap ‘mendukung’ majalah Mingguan Charlie Hebdo menerbitkan karikatur Nabi Muhammad SAW.
“Karikatur bukanlah proyek pemerintah, tetapi muncul dari surat kabar bebas dan independen yang tidak berafiliasi dengan pemerintah,” kata Macron.
Dia merujuk pada penerbitan ulang karikatur oleh majalah Charlie Hebdo baru-baru ini untuk menandai pembukaan persidangan atas serangan mematikan terhadap stafnya pada 2015. Kartun publikasi yang berbasis di Paris tersebut dikutip sebagai alasan penyerangan.
Macron membela ‘hak untuk menghujat’ di bawah hak kebebasan berbicara pada saat publikasi ulang pada September, beberapa minggu sebelum dia mendapat reaksi keras dari aktivis Muslim pada 2 Oktober.
Saat itu, Macron mengklaim dalam pidatonya bahwa Islam dalam krisis global dan mengumumkan rencananya mereformasi Islam agar lebih sesuai dengan nilai-nilai republik negaranya.
“Saya akan selalu membela hak berbicara, menulis, dan menggambar di negara saya,” kata Macron.
Dia ini mengulangi pendiriannya tentang kartun tersebut setelah seorang guru Prancis, yang menunjukkan karikatur kepada murid-muridnya di kelas selama diskusi tentang kebebasan berbicara, dipenggal oleh seorang penyerang pada 16 Oktober. (mh)
Diketahui akibat pernyataan Presiden Emmanuel Macron yang menghina umat Islam dan Nabi Muhammad SAW, kecaman datang dari belahan dunia khususnya negara Arab.
Seruan boikot produk-produk Prancis pun meluas. Seruan boikot terjadi di negara Arab seperti Qatar, Arab Saudi, Kuwait, dan Uni Emirat Arab (UEA). (mh)
1 Komentar