Hajinews – Dalam hal bermuamalah, berhutang adalah perbuatan yang dibolehkan. Karena kita dianjurkan untuk saling tolong menolong dalam menjalani hidup ini.
Memberi utangan adalah perbuatan baik yang akan mendapatkan pahala dari Allah SWT, jadi ketika kita mampu untuk memberikan pinjaman, maka tolonglah.
Namun Allah juga telah memberi aturan kepada orang yang berhutang. Karena biasanya orang yang mempunyai utang lalai untuk membayar pinjamannya dengan beribu alasan, sehingga membuat orang yang diutanginya kesusahan.
Dilansir dari laman zonapriangan Allah telah memberi ancaman kepada orang yang lalai terhadap utangnya.
1. Susah masuk surga
Jika meninggal dan membawa utang, ia akan terhalang masuk surga meskipun mati syahid.
Tak heran jika seorang Muslim meninggal, selalu dibereskan dulu urusan utang piutangnya.
“Maka dia tidak akan masuk surga sampai utangnya itu dilunasi,” demikian kutipan sabda Nabi Muhammad SAW.
2. Nasibnya menggantung
Tentu kita sangat tidak senang dengan ketidakpastian, apalagi urusannya adalah di akhirat nanti yaitu antara surga atau neraka.
Rasulullah SAW bersabda, “Jiwa seorang mukmin tergantung karena utangnya, sampai utang itu dilunaskannya.”
Artinya seorang Muslim di akhirat nanti nasibnya tidak jelas, sebelum melunasi utangnya.
3. Rasulullah SAW tidak menshalati pemilik utang
Dari Jabir radhiallahu ‘anhu, dia berkata, “Adalah Rasulullah SAW tidak menshalatkan laki-laki yang memiliki utang.”
Maksudnya Rasulullah SAW ingin menjelaskan kepada para sahabatnya bahwa, membayar utang itu harus disegerakan.
Kalau mampu namun pemilik utang tidak mau membayar, maka akan mendapat kesulitan di akhirat.
4. Statusnya sebagai pencuri
Rasulullah SAW bersabda, “Siapa saja yang berutang lalu berniat tidak mau melunasinya, maka dia akan bertemu Allah (pada hari kiamat) dalam status sebagai pencuri.” (HR Ibnu Majah).
Tentu saja hal itu sebagai peringatan agar umat Muslim jangan main-main dengan masalah utang.
Ada hukuman yang sangat berat bagi umat Muslim di akhirat nanti karena dicap sebagai pencuri.
5. Mendapat kehinaan di siang hari dan kegelisahan di malam hari
Jangankan di akhirat, pemilik utang saat masih hidup di dunia pun hidupnya penuh kegelisahan. Selalu menghindar.
Di siang hari berusaha untuk tidak bertemu, di malam hari pun tidur tidak nyenyak.
Jadi jangan sekali-kalai menunda bayar utang apalagi punya niat tidak mau membayar. Tinggal tunggu azab.