KAHMI Serukan Buka Ruang Laut untuk Jalan Ekonomi Baru

Awaluddin saat memberi masukan ke MKP (dok: istimewa)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Majelis Nasional KAHMI meminta Kementerian Kelautan dan Perikanan di bawah komando Menteri Edhy Prabowo tidak hanya berhenti pada pernyataan kebijakan ‘reformatif’ saja tetapi pada bagaimana menjadi perekat bagi tumbuh dan lahirnya kerja nyata kolaborasi.

“Terus menebar harapan, tidak berhenti pada pidato atau pernyataan-pernyataan tetapi pada bagaimana menjadi perekat bagi tumbuh dan lahirnya kerja nyata kolaborasi. Memediasi para pihak saat berhadapan dengan isu-isu kontemporer dan futuristik kelautan dan perikanan yang kompleks,” kata Wasekjen Kelautan dan Perikanan Majelis Nasional KAHMI Awaluddin di Jakarta, Senin (23/12/2019).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Awaluddin meyoroti pengalaman lima tahun sebelumnya seharusnya menjadi cermin yang baik untuk semua. “Termasuk pak menteri. Memang ada beberapa capaian bagus juga tetapi tidak sedikit sengkarut yang perlu dibereskan,” ujarnya.

Dia mengungkapkan bahwa KAHMI selalu mencari inisiatif atau terobosan mengenai segala hal yang menjadi perhatian di urusan kelautan dan perikanan agar bisa ditransformasi ke pengambil kebijakan seperti pemuncak KKP.

“Gagasan ada sejak lama tapi kadang mental, jadi tema-tema pembangunan yang seharusnya ‘dikeroyok’ jadinya parsial,” kata alumni Kelautan Unhas angkatan 1989 ini.

Awaluddin melihat ada angin perubahan pada kolaborasi pengelolaan sumber daya pesisir dan laut untuk pencapaian agenda ekonomi daerah dan pusat.

“Saya melihat ada indikasi bagus saat ISLA Unhas datang ke MKP kemarin. Pak Menteri setuju jalan menuju kolaborasi multipihak. Beliau setuju jika pihak kampus sebagai pemilik pengetahuan akademik, empirik hingga para pakar di Fakultas seperti Ilmu Kelautan dan Perikanan sudah saatnya masuk gelanggang,” papar Awaluddin.

Menurut Awaluddin, yang pernah aktif di LP3ES ini, jika semua kalangan kampus, termasuk alumninya bisa bergerak simultan bersama pemda maka jalan perubahan semakin nyata di depan. Artinya, ada harapan pada munculnya alternatif ekonomi baru bagi semua.

“Ekonomi baru yang bagaimana? Yang memadukan potensi kelautan dan perikanan melalui pengelolaan yang berkelanjutan. Banyak hasil laut yang dapat jadi pilar ekonomi tapi kita berhenti di diskusi dan seminar-seminar. Kerja-kerja kolaboratif nyaris tanpa pengawalan. Hanya berhenti di laporan dan prosiding,” jelas Awaluddin.

Sementara itu setelah kunjungan pengurus ISLA Unhas, organisasi di mana dia sebagai anggota sekaligus penasehat organisasi, Awaluddin ingin agar peluang kerja sama kolaborasi segera dimanfaatkan. “Nah, MKP mengapresiasi potensi alumni, organisasi alumni pun harus mengapresiasi itu. Kekuatan kita tersebar di tenaga dosen, pejabat, aktivis hingga pengusaha. Ayolah, mari berkolaborasi dan mulai fokus di sektor kelautan Perikanan. Saatnya ide program diusulkan dan dikawal oleh pihak-pihak ini,” urainya.

Awaluddin menyampaikan bahwa kesimpulan dari pertemuan pengurus Ikatan Sarjana Kelautan Unhas kemarin di GMB IV sebagai upaya merintis tumbuhnya ekonomi baru, antara spirit pertumbuhan dan keberlanjutan ekosistem ruang laut akan jadi arena kolaborasi.

“Jika MKP sudah setuju, bola sekarang ada di level bawahnya, mau apa tidak fasilitasi ini.  Ayolah, mari buka ruang laut yang menyimpan potensi ekonomi luar biasa ini, ” tegas Awaluddin. (rah/maritimenews)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *