Kisah UAS Meneliti Peran Hasyim Asy’ary dalam Menyebarkan Hadits

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Jakarta, hajinews.id,- Ustaz Abdul Somad baru  saja selesai sidang disertasi doktornya dalam bidang ilmu hadits di Omdurman Islamic University (OIU), Sudan, 24 Desember 2019. Hasilnya lulus dengan predikat sangat memuaskan alias mumtaz (cumlaude).

Disertasinya berjudul ‘Kontribusi Syaikh Hasyim Asy’arie dalam Penyebaran Hadits di Indonesia.  Dalam bahasa Arabnya:

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

الشيخ محمد هاشم اشعري وجهوده في نشر السنة باندونيسيا

Tebal disertasinya 600 halaman. Pembimbingnya ialah Prof Dr Syaikh Omar al-Ma’ruf Ali.

UAS terdaftar di OIU sejak November 2017. Sementara itu, pihak kampus sudah menetapkan, tiap mahasiswa S-3 harus mengikuti sidang disertasi selambat-lambatnya dua tahun setelah terdaftar sebagai mahasiswa. Namun UAS mampu menyelesaikannya dalam waktu 1 tahun 8 bulan.

Alumnus-1 Universitas al-Azhar (Mesir) itu mengungkapkan, dirinya tertarik menelaah ketokohan dan pemikiran ulama-ulama Nusantara.

Di antaranya adalah sang pendiri Nahdlatul Ulama (NU), yakni Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’arie.

UAS meneliti legasi yang dihasilkan kakek Presiden Keempat RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu dalam bidang hadits. Bidang keilmuan hadits dipilihnya karena itulah yang ditekuni UAS dalam kariernya sebagai akademisi.

Mengagumi Kiai Hasyim

Selama menjalani studi S-3 di Sudan, Ustaz Abdul Somad mengambil cuti mengajar dari almamaternya, Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim (Suska) Riau.

Kabarnya, biaya studi UAS antara lain ditanggung Yayasan Tafaqquh Study Club Pekanbaru. Di negeri Benua Afrika itu, dia memperdalam ilmu Al Suhnah wa Ulumul Hadits.

Di UIN Suska Riau pun, UAS diketahui mengajar matakuliah ilmu hadis. Demikian pula bidang keilmuan yang digelutinya selama studi S-1 di Universitas Al Azhar (Mesir) dan S-2 di Dar al-Hadits al-Hasaniyyah (Maroko).

photo

Mengenai sosok KH Hasyim Asy’arie, UAS–seperti halnya alim ulama Nusantara–memang mengagumi sang pencetus Resolusi Jihad 1945 itu.

Ia menuturkan keteladanan Kiai Hasyim. Meskipun dalam keadaan sakit, Hadratus Syekh tetap menjalankan shalat berjamaah. Di Pesantren Tebu Ireng, UAS menceritakan, suatu ketika Kiai Hasyim Asy’ari mengalami demam panas.

Beberapa santri menyarankan agar gurunnya itu melaksanakan shalat di rumah saja. Sebab, kondisi badan sang kiai panas, belum lagi usianya yang sudah sepuh. Karena itu, para santri memandang Kiai Hasyim sudah bisa memeroleh keringanan sesuai syariat.

“Apa kata Hadratus Syekh? Beliau mengatakan ‘Api neraka jauh lebih panas dari pada demam panas yang sedang aku rasakan ini’,” kata UAS di hadapan hadirin Masjid Al Madina, Parung, Bogor, Jumat (9/8) lalu.

Begitu besarnya rasa syukur Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari atas nikmat Allah SWT. Akhirnya, para santri dengan penuh perasaan haru membopong gurunda mereka itu untuk memimpin shalat berjamaah di masjid.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *