Tagar #JiwasrayaSkandalPilpres Jadi Trending, PDIP Sebut Ngawur

Kantor PT Asuransi Jiwasraya. (Foto: CNBCIndonesia)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Geger kasus gagal bayar polis nasabah PT Asuransi Jiwasraya hingga Rp 12,4 triliun terus bergulir. Tanda pagar (tagar) #JiwasrayaSkandalPilpres menjadi trending topic di jagat Twitter pada Ahad pagi (29/12/2019).

Akun @abizia_ yang turut memviralkan tagar tersebut mendesak pemerintah untuk mengungkap secara terang benderang aliran dana Jiwasraya, sehingga gagal bayar dan merugi. Tanpa pengungkapan tersebut, publik akan terus menduga-duga. Mulai dari mempertanyakan dugaan korupsi berjamaah di jajaran direksi atau sebatas kesalahan direksi dalam berinvestasi.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Atau #JiwasrayaSkandalPilpres apabila menjadi ATM oknum parpol dalam kontestasi tersebut?” tanyanya.

Senada itu, akun @diah_soewarno02 kembali mengingatkan arti pentingnya dalam memilih pemimpin. Jangan sampai, sosok pemimpin dipilih hanya karena mampu menarik simpati dengan pencitraan. “Sebaiknya lihat rekam jejak prestasinya kepada negara. Jangan sampai menyesal kemudian,” tutur akun tersebut.

Dugaan adanya skandal pilpres pernah sempat mencuat lantaran salah satu petinggi Jiwasraya langsung menjabat sebagai tenaga ahli di Kantor Staf Presiden. Promosi jabatan yang diraih petinggi Jiwasraya itu dinilai aneh lantaran didapat saat perusahaan yang dikelola sedang merugi.

Sebuah gambar yang menampilkan empat wajah orang turut beredar dalam tagar yang trending. Di paling atas ada Harry Prasetyo yang disebutkan sebagai mantan Direktur Keuangan Jiwasraya dan Tenaga Ahli Utama KSP. Disebutkan bahwa Harry menggelontorkan investasi ke MYRX dan RIMO dengan skema utang jangka menengah.

Di bawah Harry ada dua gambar wajah yaitu Benny Tjkorosaputro dan Teddy Tjokrosaputro. Benny adalah pemilik dan Komisiris Utama Hanson Internasional (MYRX). Disebutkan keterangan gagal bayar ke Jiwasraya dalam keterangan di bawah gambar Benny. Sementara Teddy adalah Owner dan Presiden Direktur Internasional Lestari (RIMO), yang juga gagal bayar eke Jiwasraya.

Sedangkan wajah terakhir adalah anggota Dewan Pertimbangan Presiden Datok Sri Tahir, yang disebut sebagai owner Mayapada Group dan sedang mengakuisisi saham MYRX dan RIMO.

Entah apa yang ingin disampaikan dalam gambar tersebut. Gambar itu hanya diberi judul kecil di pojok kanan atas “Mapping” dan logo Jiwasraya.

Sementara itu politikus PDI Perjuangan Deddy Sitorus membantah masalah Jiwasraya terkait Pilpres 2019. Hal itu disampaikan Deddy dalam sebuah diskusi cross check di Jakarta, Minggu (29/12/2019).  Deddy menjawab pertanyaan dugaan Jiwasraya terkait Pilpres 2019.

“Ibarat bisul, itu pecahnya tahun 2018. Kalau dikaitkan dengan Pilpres ngawur karena bisulnya pecah 2018. Bukan borok ini muncul 2018, jangan salah,” kata Deddy.

Saat ditanya apakah dana Jiwasraya masuk dalam dana kampanye Pilpres 2019, Deddy mengatakan kesimpulan yang terlalu cepat karena kasus ini sedang dalam proses hukum. Dia menilai tuduhan seperti itu sangat berbahaya.

“Kita akan lihat dalam proses hukumnya, tetapi itu kesimpulan yang kekanak-kanakan, jumping, itu conclusion, nggak paham, nggak ngerti ngomong langsung lompat konklusi, itu missleading. Saya kira itu harus dipertanggungjawabkan. Karena apa? Seorang parpol apalagi sekarang ada di pemerintahan itu kan seperti melempar kotoran menurut saya itu tidak tepat pernyataan seperti itu karena bukan model Pak Jokowi untuk mau melakukan hal-hal seperti itu,” papar Deddy. (rah/rmol/detik)

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *