Polisi China Penjarakan Sekelompok Turis Malaysia yang Salat di Masjid Uighur

Turis Malaysia unggah foto salat di Masjid Uighur. (Facebook Zikri)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



XINJIANG, hajinews.id –  Seorang pelancong asal Malaysia, Zikri baru saja membagikan pengalaman mengenai perjalanannya bersama rekan-rekannya yang berasal dari Malaysia yang ditangkap oleh kepolisian China.

Zikri melalui akun Facebook-nya menuliskan peristiwa itu terjadi ketika ia dan kelompoknya ikut salat di Masjid Uighur di Xinjiang, China.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Disebabkan ia tidak memiliki lisensi untuk melakukan salat maka ia bersama dengan kelompoknya ditangkap dan dimasukan ke dalam penjara.

Dikutip dari laman worldofbuzz, dalam postingannya Zikri awalnya menyampaikan kebahagiaannya menemukan masjid di provinsi tersebut. “Satu-satunya masjid yang bisa kita masuki dan melaksanakan sembahyang dengan damai,” ujar Zikri.

Namun, kegembiraan itu tidak berlangsung lama karena tak lama setelah mereka menyelesaikan salat, mereka melihat pasukan bersenjata dan polisi yang telah menunggu di luar masjid.

Terlihat seorang yang tampak seperti seorang imam yang dimarahi oleh seorang perwira yang berwajah tegas, karena menduga membiarkan sebuah kelompok untuk berdoa.

Dalam kondisi yang takut dan kebingunan, Zikri dan kelompoknya ditangkap dan dipaksa meninggalkan masjid.

Khir Ariffin, yang merupakan pemimpin dari kelompok Malaysia itu dengan tenang memberi tahu salah seorang rekannya yang merupakan salah satu senior editor di salah satu media Malaysia.

“WhatsApp teman-teman Anda di BERNAMA. Beri tahu mereka jika kami tidak dapat dihubungi dalam 24 jam ke depan, beri tahu kedutaan tanpa menyebarkan berita ke media. SOS,” ujar Ariffin.

Zikri menyampaikan bahwa kendaaran yang mereka kendarai dijaga secara ketat oleh angkatan bersenjata dan polisi membawa mereka ke lokasi yang tidak diketahui. Dengan keadaan takut Zikri dan kelompoknya mengikuti arahan tanpa adanya provokasi.

Tidak lama mengirim pesan kepada media dan juga kedutaan, Ariffin mengetahui bahwa kelompok mereka telah diikuti begitu mereka mendarat di China.

“Mereka menyamar sebagai petugas kebersihan, warga lokal, dan pemilik toko. Kami terus diawasi,” tulis Zikri.

Setelah sampai di lokasi yang dirahasiakan tersebut, Zikri dan kelompoknya terkejut melihat gerbang dan halaman yang terlindungi di tengah-tengah desa tua yang berada di suatu pedesaan.

Tampak satu tim penuh dengan anggota militer dan petugas polisi yang sedang menunggu kedatangan kami.

Melihat keadaan tersebut Arrifin memberikan sinyal kepada kelompoknya untuk membiarkan pemandu wisata terpercaya mereka, Andy yang menjadi juru bicara untuk menangani situasi tersebut.

“Kami menghindari berbicara satu sama lain sehingga mereka tidak akan salah mengerti niat kami. Kami tetap tenang, berusaha tersenyum, dan menghindari provokasi,” tulis Zikri.

Zikri juga menuliskan, ia dan kelompoknya ditahan di kamar terkunci yang menyerupai penjara sambil menunggu Andy bernegosiasi dengan pihak berwenang.

Terdengar suara Andy yang memperjuangkan Zikri dan kelompoknya, namun terkadang keheningan panjang muncul dan ketegangan terasa saat terdengar salah satu kepala militer mengajukan pertanyaan yang terdengar kasar dan provokatif.

Setelah menunggu berjam-jam, seorang anggota militer yang tidak dikenal masuk dan meminta maaf, sedangkan personel militer yang menangkap Zikri, Arrifin dan lainnya di masjid tidak terlihat.

Zikri juga menuliskan meskipun ia dan kelompoknya senang telah dibebaskan, namun mereka juga kecewa hak mereka untuk beribadah di Masjid ditolak.

Ia dan kelompoknya percaya bahwa alasan mereka dibebaskan adalah karena salah satu anggota dari kelomok mereka seorang anggota media.

Seperti yang diketahui pihak China tidak ingin liputan apa yang terjadi di Xinjiang diketahui seluruh dunia, mengingat popularitas krisis Uighur saat ini. (rah/pikiranrakyat)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *