Ayah Bunda, Cek Hafalan al-Qur’an Anak Anda!

Anak-anak calon generasi qur'ani (dok)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dr. Mohammad Nasih
Pengasuh Program Tahfidh al-Qur’an Pesantren Darun Nashihah MONASH INSTITUTE Semarang, Pengajar di Program Pascasarjana Ilmu Politik UI dan FISIP UMJ, serta Redaktur ahli Hajinews.id.

Sekarang ini, makin banyak orang tua sangat ingin anaknya menghafalkan al-Qur’an. Dengan berbagai cara, baik rayuan maupun motivasi, anak diarahkan agar mau menghafalkan al-Qur’an. Bahkan jika pun harus berhenti setahun sekolah tidak masalah. Besar dana yang dikeluarkan tidak jadi hitungan. Sebab, sebagian lembaga mematok biaya dengan nama infak, wakaf, dll sebagai biaya menghafal. Semua ditempuh demi bisa memiliki anak hafidh/ah.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Namun, orang tua yang tidak hafal al-Qur’an atau apalagi tidak memiliki latar belakang pesantren, dan terlebih lagi tidak lancar membaca al-Qur’an, tentu saja tidak memiliki pengetahuan tentang definisi hafal al-Qur’an dan seluk-beluknya. Tidak sedikit yang percaya begitu saja, anak mereka yang telah diwisuda sebagai hafidh/ah benar-benar telah hafal al-Qur’an. Padahal tidak sedikit pula yang telah diwisuda itu ternyata tidak menjaga hafalan mereka dengan baik. Akibatnya, hafalan mereka hilang bagaikan diterjang angin topan.

Saya menemukan cukup banyak kasus pelamar beasiswa di lembaga yang saya pimpin tentang hal ini. Kasus umumnya adalah melamar melalui jalur tahfidh. Namun, dari sekian banyak pelamar, sejauh ini baru tiga orang saja yang hafalannya benar-benar membuatnya layak disebut hafidh/ah. Selebihnya, mereka hanya layak disebut “pernah menghafal” al-Qur’an. Sebab, hafalan mereka telah hilang. Namun, yang unik lagi, sebagian mereka tidak sadar, karena sebelumnya tidak pernah melakukan checking hafalan.

Pada umumnya juga, di pesantren mereka hanya melakukan setoran hafalan kepada guru/ustadz/kiai, dan setelah itu merasa urusan telah selesai. Hafalan ditambah, tetapi yang sudah pernah dihafalkan tidak diurus lagi. Padahal, untuk mempertahankan hafalan, diperlukan muraja’ah (pengulangan) dengan usaha ekstra, bukan sekedar membaca, tetapi ada fokus khusus menghafalnya.

Untuk memastikan anak anda benar-benar hafal al-Qur’an, lakukan beberapa langkah berikut ini:

Pertama, perhatikan berapa lama dalam sehari dia berinteraksi secara intensif dengan al-Qur’an setelah dinyatakan hafal al-Qur’an. Jika anda hitung secara kumulatif kurang dari 3 jam, anda harus mulai waspada, bahwa dia termasuk yang telah kehilangan hafalannya. Karena itu, anda harus lakukan langkah:

Kedua, tanya berapa juz muraja’ah setiap hari. Saya sering bertanya kepada mereka yang mendaftar beasiswa itu, dan jawabannya sangat mengejutkan saya, karena kebanyakan mereka muraja’ah hanya sejuz dua juz. Bahkan ada yang kurang. Lalu, setelah saya uji hafalan mereka, tentu saja buruklah hasilnya. Biasanya saya katakan dengan jujur: “Tunjukkan kepada saya, orang yang bisa lancar hafalannya dengan muraja’ah hanya maksimal dua juz perhari. Saya akan berguru kepadanya.” Pernyataan ini saya lakukan untuk memberikan penekanan agar mereka memperbaiki hafalan mereka dengan meningkatkan intensitas muraja’ah sampai minimal enam juz atau setara dengan minimal enam juz per hari. Jika muraja’ah satu juz perlu waktu 30 menit, atau maksimal 45 menit, maka hanya perlu waktu 3-4,5 jam per hari.

Ketiga, tanyakan lanjutan ayat tertentu yang sudah anda persiapkan. Ini anda bisa lakukan dengan cara berpura-pura lupa. Cari ayat yang tidak sering disebut oleh para da’i. Atau anda bisa memilihnya secara acak. Tanyakan juga posisi ayat itu ada di surat apa atau juz berapa atau halaman berapa juz tersebut. Jika anak anda benar-benar menjaga hafalannya, pertanyaan itu akan dengan mudah dijawab olehnya.

Keempat, ajak dia simaan. Simaan adalah melafalkan al-Qur’an tanpa melihat teks dan didengarkan oleh satu atau lebih orang untuk memastikan pelafalan itu benar. Anda lakukan sendiri. Caranya, anda berada pada posisi minimal dua meter dari anak anda, agar dia tidak bisa melihat teks sedikit pun. Ini untuk menghindari penyontekan. Jika anda tidak sanggup melakukannya sendiri, lakukan langkah:

Kelima, undang beberapa orang santri atau anak yang mahir membaca al-Qur’an yang sebaya dengan anak anda datang ke rumah untuk menyimak hafalan al-Qur’an anak anda dalam sehari full. Bisa saja sehari full itu untuk menyelesaikan 15 juz saja, atau 30 juz dengan bacaan cepat. Kriterianya tidak terlalu sering salah. Misalnya, dibuat batasan maksimal 20 kali salah setiap juz. Jika dimulai pada pukul 06.30 dan dibaca dalam 20 menit per juz, maka perlu waktu 10 jam, sehingga pada pukul 17.00 akan selesai dengan 30 menit digunakan untuk istirahat shalat dhuhur dan ashr masing-masing 15 menit.

Jika anak anda bisa melakukan itu, anda patut lega, karena anak anda benar-benar hafal al-Qur’an. Namun, jika itu tidak bisa dilakukan, anda harus melakukan langkah segera untuk memperbaiki hafalan anak anda, agar usaha yang sudah ditempuh sebelumnya tidak sia-sia. Buatkan lingkungan, atau masukkan kembali ke lingkungan yang memungkinkan anak anda menjaga hafalan al-Qur’an yang pernah diperjuangkannya. Silakan segera melakukannya. Wallahu a’lam bi al-shawab.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *