Cegah Virus Corona, Hentikan Masuknya Pekerja dan Turis China

Turis Shenzhen, China, yang berwisata ke Batam diperiksa petugas Bandara Hang Nadim Batam. (Foto: Tribun Batam)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Komisioner Ombudsman RI, Laode Ida, mendesak pemerintah Indonesia harus menghentikan masuknya pekerja China ke Indonesia untuk mencegah penyebaran virus Corona. Pelarangan yang sama juga mesti diterapkan kepada para wisatawan asal Negeri Bambu itu.

“Pemerintah Indonesia seharusnya segera mengeluarkan larangan masuknya pekerja asal China. Bahkan wisatawan China ke Indonesia,” ujar Laode melalui pesannya yang diterima di Jakarta, Ahad (26/1/2020).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Mantan anggota DPD RI ini menekankan, keselamatan dan nyawa warga negara Indonesia jauh lebih penting ketimbang pekerja asal China yang masuk atas nama investasi. Pasalnya, virus Corona sudah jelas berasal dari China dengan kota pertama yang terdeteksi adalah Wuhan.

“Pemerintah Indonesia memiliki kewajiban asasi untuk melindungi warganya dari bahaya kontaminasi dari virus yang kemungkinan dibawa oleh para pekerja atau para wisatawan China,” jelasnya.

“Perlindungan terhadap nyawa warga negara Indonesia harus lebih diutamakan ketimbang investasi yang katanya banyak menyerap tenaga kerja,” lanjut Laode.

Laode mengungkapkan, pekerja asal China kategori buruh kasar sejatinya setiap hari masuk ke Indonesia. Sampai hari ini, pekerja China di Sulawesi Tenggara dan Tengah masih melalui rute penerbangan bandara Cengkareng-Kendari.

“Setiap hari ada dua pesawat dengan penumpang lebih dari 70 persen adalah buruh kasar asal China,” ujar Laode.

Adapun untuk pekerja asal China yang sudah masuk ke Indonesia, kata Laode, harus didata dan dilakukan pemeriksaan khusus. Hal itu untuk memastikan bahwa mereka bebar dari virus yang membuat manusia bak zombie itu. Terlebih, penyebaran virus mematikan itu juga sudah merenggut nyawa di Singapura dan Thailand.

“Ini sangat serius. Agar warga bangsa ini terhindar dari virus Corona yang sudah menjangkit dan korban yang banyak di daratan China,” tegas Laode.

Sementara itu pihak manajemen kawasan industri nikel PT. Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Morowali, Sulawesi Tengah, langsung menghentikan penerimaan tenaga kerja asing (TKA) asal Kota Wuhan, China, guna mencegah penyebaran virus corona ke Indonesia, khususnya Morowali.

“Sejak isu wabah virus corona melanda Tiongkok, manajemen menghentikan penerimaan TKA yang berasal dari Kota Wuhan untuk bekerja di kawasan IMIP,” kata Dedy Kurniawan, Koordinator Humas PT. IMIP yang dihubungi melalui telepon di Morowali, Kamis malam (23/1/2020).

Manajemen IMIP juga melakukan identifikasi terhadap semua TKA asal Kota Wuhan yang berada di kawasan dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara mendalam (screening).

Menurut dia, screening sudah dilakukan terhadap semua tenaga kerja asing (TKA) asal Tiongkok, khususnya yang baru masuk kawasan itu saat isu virus corona menyebar di negara tirai bambu tersebut.

Ia mengemukakan bahwa sejak kabar wabah corona merebak di Tiongkok, manajemen PT.IMIP menerapkan prosedur ketat untuk TKA yang masuk kawasan. “Seluruh karyawan diwajibkan mengikuti medical check up (MCU). Selain itu, kami juga berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah, baik di Morowali maupun Sulawesi Tengah untuk mengantisipasi masuknya virus corona itu,” ujarnya.

IMIP yang mempekerjakan sekitar 35.000 tenaga kerja –sekitar 3.000 di antaranya adalah TKA asal China– juga terus mengikuti dengan cermat perkembangan tindakan antisipasi yang dilakukan pemerintah pusat di sejumlah titik yang berpotensi menjadi pintu masuk virus corona.

Dalam kawasan IMIP, katanya, sudah terpasang thermal scanner (pemindai suhu tubuh) sebagai upaya deteksi dini penyebaran virus tersebut. IMIP juga melakukan pemantauan ketat di wilayah pelabuhan dimana terdapat Balai Karantina untuk melakukan pemeriksaan awak kapal dari luar negeri.

“Secara internal, kami juga mengimbau karyawan untuk membiasakan bersikap hidup bersih dan sehat,” ujar Dedy.

IMIP merupakan kawasan industri nikel terbesar di Asia Pasifik dengan investasi hingga saat ini sekitar Rp 90 triliun, memproduksi berbagai jenis bahan jadi dan setengah jadi berbahan nikel serta sedang menyelesaikan pabrik baterai lithium mobil listrik terbesar di dunia. (rah/berbagai sumber)

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *