Cerita Dokter Li Wenliang yang Prediksi Virus Corona Bakal Mewabah, Malah Ditangkap Polisi

Dr. Li Wenliang. Foto: Mirror
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Wuhan, hajinews.id-Seorang dokter yang pertama kali memprediksi virus Korona jenis baru bakal menjadi wabah ditangkap pihak kepolisian Wuhan, Tiongkok. Sang dokter sendiri sudah meyakini virus itu akan mewabah jauh sebelum menjadi epidemi seperti saat ini. Dokter bernama Li Wenliang itu ditangkap di rumahnya pada malam hari.

Li bekerja di sebuah rumah sakit di Wuhan. Sebelumnya dia mengirim pesan ke sebuah obrolan kelompok mahasiswa kedokteran dengan mengatakan “(Pasien) dikarantina di unit gawat darurat”. Pernyataannya itu merujuk 7 pasien awal yang dipastikan terinfeksi virus Korona.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Salah satu anggota dari grup itu menjawab, “Sangat menakutkan”. Para anggota grup saat itu bertanya apakah wabah virus itu bisa seserius epidemi SARS yang dimulai di Tiongkok dan menewaskan 800 orang. Tiga hari kemudian, Li ditangkap polisi pada tengah malam di rumahnya. Dia diduga menyebarkan isu yang membuat resah masyarakat. Perilakunya disebut ilegal seperti dikatakan oleh Mirror.

Hanya saja, setelah penangkapan tersebut, Pemerintah Tiongkok dikritik karena berusaha menutup-nutupi berita wabah virus. Pada awal Januari, pihak berwenang di Wuhan berusaha menjaga berita tentang virus Korona baru itu secara diam-diam. Namun, akhirnya seorang dokter mencoba memperingatkan sesama petugas medis tentang wabah itu.

Polisi pun mengunjunginya dan menyuruhnya untuk berhenti. Sebulan kemudian dia dipuji sebagai pahlawan, setelah dia mem-posting kisahnya dari ranjang rumah sakit.

“Halo semuanya, ini Li Wenliang, dokter mata di Rumah Sakit Pusat Wuhan,” awal postingan sang dokter seperti dilansir dari BBC, Selasa (4/2).

Awal penyakit yang tengah mewabah saat ini diduga berasal dari pasar Seafood Huanan di Wuhan. Pada 30 Desember 2019, dia mengirim pesan kepada sesama dokter dalam sebuah grup obrolan untuk memperingatkan mereka tentang wabah dan menyarankan petugas medis mengenakan pakaian pelindung untuk menghindari infeksi.

Empat hari kemudian dia mendapat kunjungan dari pejabat Biro Keamanan Publik yang memintanya untuk menandatangani surat. Dalam surat itu dia dituduh membuat komentar palsu yang telah meresahkan publik.

“Kami sungguh-sungguh memperingatkan Anda. Jika Anda tetap keras kepala, dengan sikap seperti itu, dan melanjutkan kegiatan ilegal ini, Anda akan dibawa ke pengadilan. Apakah bisa dipahami?” bunyi surat tersebut.

Di bawah tulisan tangan Li tertulis: “Ya, saya tahu,” katanya.

Li diklaim satu dari delapan orang yang menurut polisi sedang diselidiki karena menyebarkan desas-desus. Pada akhir Januari, Li menerbitkan salinan surat itu di media sosial Weibo dan menjelaskan apa yang terjadi. Sementara itu, pihak berwenang setempat telah meminta maaf kepadanya tetapi terlambat.

Selama beberapa minggu pertama Januari, para pejabat di Wuhan bersikeras bahwa hanya mereka yang melakukan kontak dengan hewan yang terinfeksi yang dapat tertular virus. Tidak ada panduan yang dikeluarkan untuk melindungi dokter.

Tetapi hanya seminggu setelah kunjungannya dari polisi, Li merawat seorang perempuan dengan glaukoma. Li saat itu sedang sakit.

Lewat media sosial Weibo, Li menjelaskan pada 10 Januari dia mulai batuk. Pada hari berikutnya dia demam dan dua hari kemudian dirawat di rumah sakit. Orang tuanya juga jatuh sakit dan dibawa ke rumah sakit. Pada 20 Januari, Li dites virus Korona dan hasilnya negatif. (wh/jp)

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *