Maasya Allah, Dr Fidelma Masuk Islam Setelah Meneliti Posisi Sujud

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Jakarta, hajinews.id,- Telah banyak orang yang tadinya memusuhi Islam tetapi kemudian justru masuk Islam. Contohnya adalah Umar bin Khattab.

Di jaman modern juga demikian, banyak orang meragukan Islam setelah menelitinya kemudian masuk Islam. Dr. Fidelma O’leary adalah salah satunya. Ia masuk Islam justru setelah mempelajari posisi sujud dalam shalat.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Dr. Fidelma O’Leary mendapatkan penghargaan Woman of Spirit tahun 2012. Ia adalah seorang Professor Biologi di Universitas St. Edward di Austin, Texas, Amerika Serikat.

Wanita asli Texas yang berprofesi sebagai Professor Neurosains di Universitas Texas ini, telah menemukan kedamaian dalam Islam. Dr. Fidelma, yang juga sebagai seorang Dokter Neurologi di sebuat rumah sakit di AS, terpukau ketika melakukan kajian terhadap syaraf-syaraf di otak manusia.

Satu hal yang membuat dia terpukau adalah ketika mengetahui bahwa terdapat beberapa urat syaraf manusia yang tidak dimasuki darah. Padahal setiap inci otak manusia memerlukan suplai darah agar bisa berfungsi secara normal.

Setelah mengadakan penelitian dengan seksama dan memakan waktu yang lama, Dr. Fidelma akhirnya mendapati kenyataan bahwa urat-urat syaraf di otak itu tidak dimasuki darah kecuali bila seseorang sedang shalat, yakni ketika posisi sujud. Ternyata urat syaraf itu memerlukan darah hanya beberapa saat saja, yakni ketika seseorang shalat.

Setelah penelitian itu, Dr. Fidelma mencari tahu tentang Islam, lewat buku-buku keislaman dan diskusi dengan rekan-rekannya yang Muslim. Dan akhirnya, dengan kesadaran penuh, Dr. Fidelma mengikrarkan keislamannya dengan mengucapkan dua kalimat syahadat. Allah SWT berkenan memberinya hidayah atau petunjuk pada iman. Keyakinannya pada agama Islam yang baru dianutnya itu demikian besar.

Rahasia ketika sujud

Sujud melibatkan 5 anggota badan yang bertumpu pada bumi, yaitu: dahi, hidung, kedua telapak tangan, lutut & kedua ujung jari kaki.

Sujud adalah konsep merendahkan diri, memuji Allah & meminta segala macam permintaan kepada Allah swt.
Sekaligus, mengikis sifat sombong, riya’, takabur, dan lain-lain.

Dr. Fidelma O’Leary, Phd Neuroscience dari St. Edward’s University, telah menjadi mu’allaf, karena mendapati fakta tentang manfaat sujud bagi kesehatan.

Dalam kajiannya ditemukan bahwa ada beberapa urat syaraf di dalam otak manusia yang tidak dimasuki darah, & urat ini baru bisa dimasuki darah ketika manusia bersujud.

Tetapi urat saraf ini hanya memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu saja. Yaitu, pada waktu-waktu sholat yang telah ditetapkan Islam (Shubuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib, ‘Isya).

Jadi, siapa yang tidak sholat maka urat ini tidak menerima darah sehingga otaknya tidak berfungsi secara normal.

Salah satu indikasinya adalah timbul macam-macam gejala sosial di masyarakat yang tidak bersholat saat ini.

Karena letak otak di atas jantung, maka kata Prof. Hembing, jantung hanya mampu membekali 20% darah ke otak manusia, maka dibantu lagi dengan sujud yang lebih lama agar menambah kekuatan aliran darah ke otak.

Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan Rasulullah, supaya kita sujud berlama-lama pada raka’at terakhir.

Manfaat sujud berlama-lama ini, untuk menolak pening, & migrain, menyegarkan otak, menajamkan akal pikiran (peka), melegakan sistem pernafasan, membetulkan pundi peranakan yang jatuh, memperbaiki kedudukan bayi sungsang, dan lain-lain.

Yang menakjubkan juga adalah jika kita perhatikan, bentuk saraf yang ada dalam otak kita berbentuk seperti orang yang bersujud.

Pendapat Ilmuwan Indonesia

Pakar neurosains dari Indonesia Prof Taruna Ikrar menjelaskan manfaat sujud dalam salat bagi kesehatan sistem saraf manusia.

“Sujud dalam shalat, kalau ditinjau secara mendalam, memberikan manfaat fisiologis yang amat proporsional bagi anatomi tubuh manusia, khususnya fungsi otak,” kata dekan School of Biomedical Sciences, National Health University (NHU) Amerika Serikat itu, dalam keterangan tertulis kepada Tribunnews.com, Senin (12/6).

Prof Taruna Ikrar mengungkapkan, gerakan sujud dapat meningkatkan saturasi oksigen, nutrisi, dan elektrolit ke dalam fungsi otak manusia.

Selain itu, sujud yang khusyuk dapat meningkatkan sinapsis dan pembaruan sel-sel saraf (neurogenesis).

Dampaknya berupa peningkatan rasa bahagia sebagai manifestasi unsur ketakwaan dan penghambaan.

Prof Taruna menjelaskan, sujud membuat dahi, hidung, kedua telapak tangan, lutut, dan ujung kaki sejajar di atas permukaan bumi.

Lantaran gravitasi bumi, posisi ini menyebabkan aliran getah bening dipompa ke bagian leher, ketiak, dan berbagai bagian lainnya di kepala.

Dalam keadaan sujud, dia menerangkan, jantung berposisi di atas otak sehingga darah yang kaya oksigen dapat mengalir secara maksimal ke bawah karena ditarik gravitasi bumi.

Dengan penambahan oksigen dalam jumlah tertentu, proses pembentukan dan sinapsis akan meningkat di antara milliaran sel-sel saraf.

(sumber: tribunislam.com/2014/09/ dan bangka.tribunnews.com/2017/06/12/ ).

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *