Unair Temukan Alat Pendeteksi Virus Corona

Foto: reuters
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Surabaya, hajinews.id-Perkembangan virus corona benar-benar membuat masyarakat ketakutan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan virus ini sebagai keprihatinan global.

Kabar baiknya, Universitas Airlangga (Unair) bekerja sama dengan Kobe University Jepang sukses membuat alat mendeteksi novel corona virus (2019-nCov) atau virus corona. Dan, masyarakat pun diminta tak perlu khawatir karena alat ini bisa digunakan.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Kami dan Kobe University telah menemukan reagen virus corona. Permasalahan ketersediaan alat pendeteksi yang ada di Indonesia ini sempat menjadi kekhawatiran oleh masyarakat,” kata Rektor Unair Prof Mohammad Nasih di Surabaya, Selasa (4/2).

Nasih menambahkan, selain di Unair, reagen ini juga telah dimiliki Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Balitbangkes. Alat temuan Unair ini juga dapat mengidentifikasi pasien yang sudah disuspect terjangkit virus asal Wuhan ini.

Rektor Unair Prof Mohammad Nasih. Foto: detik

Bahkan, Nasih menyebut proses identifikasi ada tidaknya virus ini cukup cepat. Yakni dalam hitungan jam saja.

“Masyarakat yang ingin kepastian, bisa memanfaatkan lembaga kami untuk mengkonfirmasi ada atau tidaknya virus. Identifikasinya tidak lama, hanya dalam hitungan jam, tetapi mekanisme sudah sesuai dengan standar kesehatan dunia WHO (World Health Organization),” papar Nasih.

Nasih menyatakan akurasi dari reagen ini mencapai 99 persen. Nantinya, pemeriksaan akan dilakukan dari dahak.

“Jadi pemeriksaannya dari dahak, kalau memang hasilnya sama dengan parameter yang positif maka akan dilakukan penanganan khusus,” ungkapnya.

Di kesempatan yang sama, Nasih mengakui kemampuan Unair dalam menemukan reagen ini tak lepas dari kerja sama Kobe University dan relasi di Jerman. Kerja sama ini dalam mengakses data dan gen virus corona dari bank virus.

“Bahan untuk membuat reagen ini baru Sabtu (1/2) datang di Unair setelah disiapkan di Kobe university. Sebelumnya kami masih memakai kit deteksi yang lama,” ujarnya.

Dari adanya identifikasi ini, Nasih berharap ke depannya pihaknya bisa menghasilkan riset terkait penanganan virus Corona. Nasih juga ini ada langkah pencegahan akan virus ini.

“Sekarang di Indonesia mau menemukan obatnya masih susah karena kami belum mengetahui jenis mutasi virus ini seperti apa,” harapnya.(wh/dtk)

 

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *