Hikmah Pagi: Hati-hati dengan Munafikun Bersimbol Islam

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id,- Dalam masyarakat sering kita jumpai orang menggunakan simbol Islam hanya untuk tujuan tertentu. Orang beriman berhati-hatilah dengan simbol itu karena bisa jadi kita terjebak. Kisah berikut ini adalah contohnya bagaimana Rasulullah menghadapi kaum munafikun yang membawa simbol Islam.

Di ceritakan oleh Ibnu Abbas RA, suatu ketika ada dari kalangan kaum munafiqin yang datang kepada Rasulullah SAW. Tersebutlah namanya sebagai Al-Akhnas bin Syariq At-Tsaqafy.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Ia datang menghadap Rasulullah SAW untuk mempertontonkan keislamannya sambil mencela sahabat Khubaib dan kawannya, membicarakan aibnya, padahal mereka justru yang telah berjuang bersama Rasulillah dengan jalan berdakwah ke masyarakat dan bahkan ia wafat di medan peperangan Ar-Raji’.

Saat itulah, tiba-tiba turun Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 204-205, yang menceritakan hal ihwal kedatangan Al-Akhnas tersebut.

Allah SWT berfirman:

وَمِنَ النَّاسِ مَن يُعْجِبُكَ قَوْلُهُ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيُشْهِدُ اللَّهَ عَلَىٰ مَا فِي قَلْبِهِ وَهُوَ أَلَدُّ الْخِصَامِ (204) وَإِذَا تَوَلَّىٰ سَعَىٰ فِي الْأَرْضِ لِيُفْسِدَ فِيهَا وَيُهْلِكَ الْحَرْثَ وَالنَّسْلَ ۗ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الْفَسَادَ

Artinya, “Di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penantang yang paling keras (204)

Apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan.” (Surat Al-Baqarah ayat 204-205).

Sebagaimana tafsir riwayat Ibnu ‘Abbas RA, ayat ini khusus membantah mengenai cerita dan celaan dari Al-Akhnas dan justru sebaliknya memuji sahabat Al-Khubaib beserta bala tentaranya yang telah nyata menunjukkan perjuangannya bersama Rasulullah SAW, bahkan mereka rela mati sahid karenanya.

Jika menilik dari zhahir ayat ini, sebenarnya Rasulullah SAW bersama sahabat waktu itu hampir saja terbujuk oleh perkataan dan bujuk rayu al-Akhnas sehingga hampir saja mencela Khubaib dan bala tentaranya.

Tidak lain penyebabnya adalah:

1. Al-Akhnas ini pandai dalam memainkan situasi dan kata-kata saat itu. Ia memang seorang orator di kalangannya sehingga kata-kata yang disampaikan seolah mampu membuat takjub dan membius Rasulullah SAW.

2. Bahkan di dalam riwayat Tafsir As-Suddy, kedatangan Al-Akhnas ini bukan datang semata berbekal orang. Ia datang lengkap dengan menampakkan simbol-simbol Islam. Padahal sejatinya tidak dengan batinnya.

Perhatikan diksi kalimat yang dipergunakan oleh As-Suddy sebagaimana dikutip oleh Ibnu Katsir (w. 774 H) berikut ini:

قال السدي : نزلت في الأخنس بن شريق الثقفي ، جاء إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم ، وأظهر الإسلام وفي باطنه خلاف ذلك

Artinya, “As-Suddy berkata bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan Al-Akhnas bin Syariq At-Tsaqafy yang datang menghadap Rasulullah SAW sembari menampakkan/menzhahirkan simbol-simbol Islam ke hadapan beliau, sedangkan sebenarnya hatinya tidaklah demikian.”(Ibnu Katsir, halaman: 32).

Di dalam tafsir ini, As-Suddy menggambarkannya dengan lafal azhhara, sebuah fi’il tsulatsy mazid dengan tambahan huruf hamzah di awalnya yang berfungsi li ta’diyah al-mubalaghah (transitif/menyangatkan dan menunjukkan adanya sesuatu).

Yang hendak ditunjukkan adalah simbol-simbol itu, karena bagimana juga, orang munafiq akan senantiasa berbicara berkaitan dengan simbol disebabkan mereka sendiri tidak melaksanakannya.

Istilahnya, membaca maulid saja tidak, tapi berlagak membela maulid. Atau ketika ada seorang membaca dan menyanjung nabi yang tertuang dalam sirah kitab maulid, justru mereka anggap itu amalan sesat, akan tetapi ia justru balik berusaha menyatakan bahwa mereka mencintai nabi dan berperangai seolah membelanya.  Saat disebut asma Nabi SAW dalam mahallul qiyam, mereka justru mengatakan bahwa berdiri saat mahallul qiyam adalah tindakan sesat. Padahal berdiri itu adalah tindakan takzim (penghormatan yang tinggi kepada Nabi, yang dengan namanya saja hati sudah bergetar), namun justru ketakziman itu mereka cap sebagai bentuk kesesatan.

Dalam konteks yang lain, mislanya dalam politik, tentu terlalu banyak yang memainkan simbol Islam, maka waspadalah.

Wallahu a’lam (sumber:nu.online).

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *