Waspada Pembobolan Rekening via HP, Simak 3 Tips OJK

Ilustrasi IMEI dan kartu SIM. (Shutterstock)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Pembobolan rekening bank melalui rekayasa sosial (social engineering) mulai marak terjadi yang dilakukan dengan memanfaatkan pergantian SIM Card baru atau data nasabah. Perbuatan tersebut menjadi modus kejahatan baru di Indonesia saat ini.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencermati modus kejatan melalui rekayasa sosial ini sangat berbahaya. Contohnya yang baru-baru ini terjadi yaitu kasus pembobolan yang menimpa seorang wartawan senior. Si pelaku diketahui melakukan rekayasa sosial yang diawali dengan memanfaatkan data dari Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) yang ada di Otoritas Jasa Keuangan yang ia beli dari pegawai bank.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Oleh karena itu, OJK lewat unggahan Twitternya, (7/2/2020), menyampaikan imbauan, cara pencegahan, serta gambaran modus kejahatan tersebut.

Menurut OJK kebocoran data pribadi bisa terjadi disebabkan karena dua hal, pertama, pemilik data dengan sengaja menginformasikan data pribadinya kepada pihak lain dengan alasan apa pun. Dan kedua, ada pihak yang tidak bertanggungjawab berupaya mencuri informasi data pribadi seseorang melalui upaya tertentu, salah satunya social engineering.

Sebagai informasi, social engineering atau rekayasa sosial merupakan manipulasi psikologis yang dilakukan seseorang dalam mengorek informasi rahasia dan memanfaatkan informasi tersebut untuk kepentingan pihak yang tidak bertanggung jawab.

Berikut skema pencurian data melalui social engineering yang ungkap oleh OJK:

  • Oknum berusaha untuk mengintai (spying) targetnya.
  • Oknum akan menghubungi targetnya dan berusaha meyakinkan dan menggiring target untuk menyampaikan data pribadi yang sifatnya rahasia.
  • Oknum mengirimkan tautan pada email target. Tautan tersebut dapat secara otomatis mencuri data pribadi target yang tersimpan dalam gadget-nya apabila diakses.
  • Tidak membutuhkan waktu lama bagi peretas untuk mengakses akun keuangan target dengan berbekal informasi dan data pribadi target.

Agar terhindar dari modus social engineering, berikut tipsnya dari OJK :

  • Jangan mudah meminjamkan ponsel atau gadget lainnya.
  • Jangan mudah percaya informasi dari orang yang tidak dikenal.
  • Tidak memberikan data pribadi rahasia.

OJK juga menyebutkan ada pula modus yang digunakan untuk membuat akun palsu dan bertransaksi keuangan tanpa diketahui. Si pelaku dalam mencuri data pribadi akan menggunakan dua cara, yang pertama, melaksanakan survei yang kemudian meminta data pribadi beserta foto diri dan KTP. Kedua, membujuk dengan memberi uang tunai jika agar mau memberikan foto diri + KTP.

Agar hal tersebut tak terjadi berikut tips melindunginya :

  • Perhatikan akses yang diminta oleh aplikasi yang anda gunakan.
  • Bacalah kebijakan privasi dari setiap aplikasi.
  • Hindari pemasangan aplikasi yang ilegal dan mencurigakan. (rah/cnbcindonesia)
banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar