Panduan Haji:  Wukuf di Arafah (5)

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id,- Pelaksanaan ibadah haji setelah niat dan mengenakan pakaian ihram yaitu, melakukan penerapan ketenangan diri. Jamaah yang melaksanakan Wukuf di Padang Arafah ini melakukan banyak hal dan salah satu nya ialah menyebut asma Allah, dan mengagungkan segala bentuk doa dan permohonan ampun atas kesalahan yang telah dilakukan, ketika dalam bertindah dan bertutur kata.

Wukuf ini hanya sebagian kecil penerapan dalam ibadah haji, yang pada inti kesemuanya yaitu merendahkan diri dihadapan rabb, yang mana telah banyak dosa yang dilakukan. Sehingga rukun haji menerapkan pola permohonan maaf kepada sang pencipta. Berdiam diri tidak lantas berdiam diri tanpa melakukan hal apapun ketika melakukan Wukuf.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Justru ketika melakukan ibadah haji dan melakukan wukuf dan jamaah melakuan doa sepanjang hari, maka hal ini bisa dikategorikan sebagai ibadah yang benar-benar ingin dimaksimalkan oleh seorang jamaah. Tetapi ada pula yang kurang memaksimalkan moment wukuf ini, dikarenakan memiliki niat yang berbeda-beda. Meskipun begitu tetap ketika wukuf maka seluruh aktifitas ialah doa.

Ketika doa, dzikir dan berserah diri dilakukan dengan sebenar-benarnya dan dilakukan dengan sungguh-sungguh, maka dampak secara psikologi akan meningkatkan energi positif pada diri seorang jamaah. Maka kenapa ketika melihat para jamaah pulang setelah ibadah haji, maka pastilah akan memberikan dampak berupa sikap dan sifat dari jamaah tersebut.

Bisa perubahan sikap yang ada pada jamaah ibadah haji tersebut menjadi lebih kalem, dan pendiam. Karena memang serangkaian rukun haji ini, tetapi meskipun begitu arti dan tujuan dari setiap rukun haji ini senantiasa untuk dijalankan, karena ketika tidak dijalankan satu rukun haji saja, maka tidak termasuk sah dalam ibadah haji nya.

Dikutip dalam buku Sejarah Haji & Manasik karya Halimi Zuhdy, seluruh proses haji (manasik) hanya saat di Padang Arafah, itulah satu-satunya pelaksanaan ibadah haji yang berhenti (diam/waqif) untuk merenung melakukan komunikasi dengan Allah SWT dan memohon ampunan dari-Nya.

“Pada saat itulah kita menyadari betapa kecilnya kita di hadapan Allah, betapa banyak dosa yang telah kita lakukan, betapa rakus, tamak, kikir, sombong dan sebagainya yang menjadi sifat atau kebiasaan buruk yang dilakukan,” tulis Halimi dalam bukunya.

Sebagaimana fiman-Nya pada surat Al-Baqarah ayat 199 yang berbunyi:

ثُمَّ أَفِيضُوا مِنْ حَيْثُ أَفَاضَ النَّاسُ وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Kemudian bertolaklah kamu dari tempat bertolaknya orang-orang banyak (Arafah) dan memohonlah ampun kepada Allah, sesungguhnya Allah maha pengampun lagi maha Maha penyayang.”

Halimi juga menegaskan, apabila jemaah haji tidak melaksanakan wukuf di Arafah, maka hajinya menjadi tidak sah.

“Tanpa wukuf di Arafah secara sah maka tidak sah hajinya,” kata Halimi Zuhdy.

Selama wukuf di Arafah, jemaah haji melakukan kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan rukun, wajib, dan sunah. Berikut kegiatan yang dilakukan jemaah haji pada saat di Padang Arafah:

Rukun wukuf atau hal yang harus dilakukan ketika wukuf di Arafah Benar-benar berada di wilayah Arafah yang sudah ditentukan oleh sunah,bukan berada Urnah dan Namirah. Orang yang wukuf jelas bukan orang kafir, gila, penyakit ayan atau pingsan, dan berihram. Rukun ketiga adalah melakukan wukuf pada waktu yang telah ditentukan,yaitu dari tergelincirnya pada hari Nahr.

Yang Wajib dilakukan ketika wukuf di Arafah adalah berada di Arafah sampai tenggelamnya matahari.

1. Turun di Namirah.

2. Hendaknya tidak memasuki Arafah, kecuali setelah tergelincirnya matahari.

3. Hendaknya mandi pada hari Arafah.

4. Menjama’ shalat antara zuhur dan ashar (jamak taqdim) dan meng-qasharnya, untuk semua jemaah haji dari luar atau dari dalam negeri Saudi sendiri.

5. Wukuf dari Shokhra’, yaitu berada di beberapa bebatuan di bawah jabal Arafah, sebagaimana yang dilakukan Rasullah SAW dan tidak menaiki jabal,karena hal tersebut tidak terdapat dalam sunah.

6. Menghadap kiblat.

7. Tidak berpuasa.

8. Menyibukkan diri berdoa berzikir.

9. Memperbanyak amalan baik.

(bersambung).

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *