Akhirnya Tersadar, China Akan Larang Perdagangkan dan Konsumsi Hewan Liar

Foto: CNN
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Beijing, hajinews.id-China akhirnya sadar akan bahayanya mengonsumsi daging hewan liar. Merebaknya virus corona yang berasal dari hewan liar, membuat mereka harus membuat langkah-langkah pencegahan, termasuk larangan memperdagangkan dan mengonsumsi daging hewan liar.

Badan legislasi China mengatakan pihaknya akan secepatnya melarang perdagangan dan konsumsi hewan liar sebagai salah satu upaya mengatasi wabah virus corona (COVID-19) yang telah mengorbankan ribuan jiwa.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Pernyataan itu, yang disiarkan pada Senin oleh Kantor Berita Xinhua, diumumkan setelah pemerintah sempat menunda perdagangan dan konsumsi hewan liar pada Januari.

Para ilmuwan memprediksi, tetapi belum membuktikan, jenis baru virus corona itu ditularkan dari hewan ke manusia. Penyakit dari virus baru itu telah menewaskan setidaknya 2.700 orang di China. COVID-19 saat ini turut mewabah ke banyak negara dunia.

Beberapa kasus penularan awal ditemukan pada mereka yang sempat mendatangi pasar hewan hidup di Kota Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei. Di sana, kelelawar, ular, musang, dan hewan lain dalam keadaan hidup banyak dijual.

“Banyak orang khawatir konsumsi hewan liar dapat membahayakan kesehatan masyarakat, utamanya sejak mewabahnya penyakit dari jenis baru virus corona,” kata juru bicara Komisi Legislatif China, Zhang Tiewei.

Zhang menjelaskan keputusan melarang perdagangan dan konsumsi hewan liar dalam keadaan hidup penting dan mendesak untuk dilakukan. Dalam aturan itu nanti, Kongres Rakyat Nasional China akan memberlakukan hukuman keras bagi mereka yang mengonsumsi dan terlibat perdagangan hewan liar, termasuk di antaranya kegiatan berburu sampai distribusi hewan yang ditujukan untuk keperluan konsumsi.

Walaupun demikian, hewan liar dalam keadaan hidup masih dapat digunakan untuk keperluan non-konsumsi, misalnya untuk penelitian, kepentingan medis, dan pameran. Akan tetapi, penggunaan hewan liar tersebut perlu mendapat izin dan menjalani masa karantina dari otoritas setempat.

Sebelum keputusan itu diumumkan, banyak warga menjual secara legal keledai, anjing, rusa, buaya, dan hewan liar lainnya. Para pedagang itu sempat berencana akan kembali berdagang sesaat setelah pasar kembali dibuka.

Banyak akademisi, pegiat lingkungan, dan masyarakat China bergabung dengan kelompok konservasi internasional meminta adanya pelarangan secara tetap. Permintaan itu juga banyak disampaikan lewat forum diskusi di Internet. (wh/ant/xinhua/rtr)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *