Dolar AS Tembus Rp 14.500, Rupiah Makin Keok

Rupiah terus melemah dibayangi sentimen wabah Corona. (Foto: Antara)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Melemahnya rupiah kian parah. Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah pada Jumat sore (28/2/2020), menembus level Rp 14.500. Penguatan dolar AS terhadap rupiah hari ini mencapai 492 poin atau 3,5%. Pagi tadi, nilai tukar mata uang Paman Sam terhadap rupiah baru parkir di level Rp 14.108.

Dikutip dari data perdagangan Reuters pada Jumat ini, dolar AS tercatat bergerak di level Rp 14.040-14.530 hingga pukul 17.25 WIB. Ini adalah posisi tertinggi dolar AS terhadap rupiah sejak awal tahun.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Adapun dibandingkan secara point to point terhadap setahun yang lalu, nilai tukar dolar AS berada di rentang Rp 13.565-14.530. Artinya, posisi hari ini juga menjadi yang terlemah buat rupiah dalam setahun terakhir.

Sementara, Bank Indonesia (BI) sendiri telah memborong surat berharga negara (SBN) di pasar sekunder sebesar Rp 100 triliun sejak awal 2020. Hal ini demi menahan gejolak rupiah dari sentimen negatif yang saat ini didorong oleh penyebaran wabah virus corona.

Sebelumnya, Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan sejak awal tahun, rupiah telah melemah 1,08% (ytd). Menurut Perry, pelemahan ini masih lebih baik dibandingkan negara lainnya.

“Negara lain relatif lebih rendah. Won Korea melemah 5,07%(ytd), baht Thailand melemah 6,42% (ytd), Singapore dolar melemah 3,76% (ytd), ringgit Malaysia melemah 2,91% (ytd),” ujar Perry.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, berkurangnya harapan bahwa wabah corona dapat tertahan di China mendorong investor kembali panik, sehingga memicu kekhawatiran bahwa dampak ekonomi dari pembatasan perjalanan, gangguan rantai pasokan, dan penurunan permintaan mungkin jauh lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya.

Ibrahim menuturkan, akibat meluasnya wabah virus corona  yang terus menjadi topik utama dalam awal tahun ini, mengakibatkan goncangan ekonomi secara global. Indonesia juga terkena dampaknya walaupun persentasenya masih relatif kecil dibandingkan negara-negara lainnya yaitu hanya 1,08 persen.

Namun, lanjut Ibrahim, bukan berarti Pemerintah dan Bank Indonesia hanya diam saja, tapi terus bekerja guna mendapatkan hasil yang maksimal walaupun akhirnya pasar dalam negeri kembali tertekan.

Salah satunya adalah keluarnya modal asing per 27 Februari 2020 yang mencapai Rp 30,8 triliun, terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 26,2 triliun dan di Saham sebesar Rp 4,1 triliun. “Pelemahan ini tidak sebesar negara lain karena BI terus jaga komitmen stabilkan nilai tukar rupiah dan pasar keuangan,” ujar Ibrahim.

BI hari ini kembali melakukan intervensi di pasar valas dan obligasi di perdagangan Domestic Non Deliverable Forward (DNDF) untuk menstabilkan rupiah. (rah/ berbagai sumber)

 

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *