Social Distancing dan Kiat Memutus Persebaran Virus Covid-19

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh : Dr.Abidinsyah Siregar

(Ahli Utama BKKBN dpk Kemenkes RI/ Alumnis Public Health Mng’t Disaster, Thailand/ Dewan Pakar PB IDI/ Waka Tim Nas Penangg.Covid-19 PP.DMI, dan Ketua PP IPHI).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Presiden RI selaku Pemegang Komando Crisis Center Penanggulangan Virus ? Covid-19 untuk kesekian kali menegaskan pilihan upaya pemutusan persebaran virus Covid-19 dengan SOCIAL DISTANCING.

Pertama sekali Presiden Joko Widodo menyinggung Social Distancing atau Jaga Jarak Sosial di Istana Bogor pada hari minggu 15 Maret, kata beliau “Yang paling penting Social Distancing, bagaimana kita menjaga jarak. Dengan kondisi itu kerja dari rumah, belajar dari rumah dan ibadah dirumah”.

Wakil Presiden Ma’ruf Amin, melalui akun Instagramnya kamis 19 Maret, selepas Video Conference bersama Bapak Presiden membahas lanjutan penanganan virus Covid-19, menegaskan “saya bersama pak Jokowi tak akan bosan terus mengingatkan masyarakat untuk menjaga jarak (Social Distancing), mengurangi kerumunan dan mengurangi bepergian ketempat-tempat umum”.

Pada kesempatan lain Bapak Presiden kembali mengingatkan agar Kebijakan belajar dirumah, kebijakan bekerja dirumah dan kebijakan beribadah dirumah, jangan sampai dilihat sebagai sebuah kesempatan untuk liburan. Karena kata beliau, hal itu akan beresiko memperluas penyebaran Covid-19 (Rapat Terbatas, 19 Maret 2020)

Dari media WHO “advice for public”, disebutkan bahwa Social Distancing dimaksudkan untuk menjaga jarak setidaknya 1 meter dari orang lain yang batuk.
Mengapa?, karena seseorang yang batuk atau bersin akan menyemburkan butiran cairan batuk (droplets) dari hidung atau mulutnya yang mungkin mengandung virus Covid-19. Jika kita terlalu dekat, akan terhirup saat mengambil napas dan masuk ke paru-paru.

Para ahli kesehatan masyarakat merumuskan pola kurva penularan virus Covid-19 baru dapat ditekan sedemikian rupa dengan menerapkan prinsip SOCIAL DISTANCING atau jarak sosial. Prinsip ini meyakini persebaran terjadi akibat banyaknya pergerakan orang-orang dari satu tempat ke tempat lain, untuk urusan pekerjaan, dan lainnya. Dalam setiap pergerakan, seseorang akan menemui banyak orang dan mengunjungi tempat-tempat atau juga menyentuh benda-benda yang sangat mungkin mengandung virus.

Di dalam kondisi seperti itu maka potensi penularan virus corona penyebab Covid-19 sangat tinggi.

Ketika seseorang masih sehat, tapi virus Covid-19 sudah ada di dalam tubuhnya, memang belum terjadi apa-apa. Tapi ketika ia tiba-tiba ‘down’, kondisi tubuh menurun, virus Covid-19 akan langsung menyerang dengan sangat kejam.

MENGAPA RESPONS MASYARAKAT MASIH LAMBAN

Selepas Bp.Presiden “memerintahkan agar masyarakat tinggal dirumah dan jika diluar supaya jaga jarak”, Gubernur DKI menerapkan pengurangan moda transportasi sekaligus sebagai efek kejut.
Ternyata keesokan harinya masyarakat pengguna transportasi umum berjubel di beberapa halte.

Banyak analisa bisa dibuat. Tetapi yang paling nyata himbauan Bapak Presiden melalui media resmi kurang diperhatikan berbagai pihak khususnya instansi tempat bekerja.
Keadaan ini mirip seperti di Italia pada awal serangan virus 2 bulan yang lalu, masyarakatnya abai dan mungkin juga lebay. Kisah sedih dan dramatis banyak kita baca dari berbagai media tentang nasib sedih Italia.

Imam Prasodjo, sosiolog UI pada Konperensi Pers di BNPB, jumat 20 Maret mengatakan “perlu ada regulasi dan sanksi untuk mendisiplinkan diri tentang tanggungjawab sosial”.

Sukses Social Distancing sangat ditentukan kesadaran orang perorang. Berharap pada semangat gotong-royong boleh-boleh saja, tetapi jangan berharap banyak.

Buktinya?.. Begitu banyaknya Videotron berbagai ukuran milik Instansi Pemerintah/ Swasta dll nyaris TIDAK ADA yang menayangkan tentang Virus Covid-19 dan SOCIAL DISTANCING.

Padahal ada tayangan Bp Presiden mempraktekkan Cuci Tangan Pakai Sabun buatan Setneg RI (sebagaimana terlihat pada Videotron BKKBN) dan Video tayangan proses pindah TANGAN penyebaran virus yang dibuat Kemenkes RI.

SIAPAKAH PALING BERESIKO TERPAPAR VIRUS COVID-19

WHO maupun Centers for Disease Control and Prevention (CDC) telah mengeluarkan himbauan tentang bagaimana penyebaran virus Covid-19, ciri-ciri, gejala maupun cara pencegahannya. virus ini bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lanjut usia, ibu hamil, maupun ibu menyusui.
Sekalipun sekitar 80 % pulih dari penyakit tanpa perlu perawatan khusus.

Mulai usia 40 tahun resiko sakit semakin tinggi, menjadi peringatan untuk memperbaiki “kesalahan konsep hidup” seperti pola makan yang tidak teratur, asal makan tanpa seleksi, begitu juga pilihan minuman, dan banyak mereka tidak suka/malas berolahraga, padahal “Life Begins at Forty”.

Pada usia 40 keatas sampai lebih 80 tahun fungsi organ tubuh maupun imunitas mulai berkurang. Inilah celah masuk Virus Covid-19, berdiam diri dalam tubuh, lantas menunggu waktu yang tepat melancarkan serangan mematikan. Usia ini paling rentan.

Dari Modul Pembelajaran Diklat Penyuluh KB Siaga Cegah Virus Covid-19 BKKBN, Maret 2020, ditayangkan : Kasus pada usia 40-49 tahun, Angka kematian (Case Fatality Rate) 0,4 %. Terus meningkat hingga 8,0 % pada usia 70-79 Tahun dan menjadi 14,8 % pada usia diatas 80 Tahun.

Sedangkan orang dengan penyakit kronis tidak menular seperti penyakit bawaan jantung, hipertensi dan diabetes adalah paling beresiko.
Virus Covid-19 sangat kuat menempel pada manusia dengan penyakit kronis ini dan merusak.
Semakin berat pada mereka yang perokok.

Kasus positif Virus Covid-19 dengan hipertensi mencapai CFR 6,0 %. Penyakit Diabetes CFR 7,3 %. Penyakit Kardiovaskuler/ gangguan pembuluh darah dengan CFR 10,5 %.

Sedangkan kasus dengan penyakit bawaan paru-paru, asma, dan alergi dengan CFR 6,3 %.
Lanjut usia (diatas 60 tahun) dengan penyakit kronis tidak menular beresiko kematian yang sangat tinggi.

Dilansir dari covid-19.kemkes.go.id pada tanggal 18 Maret diketahui Case Fatality Rate kasus virus Covid-19 di Indonesia mencapai 8,3 %, yaitu 2 kali rata-rata CFR Global (dunia).

PERLU KESADARAN DAN DISIPLIN MENERAPKAN SOCIAL DISTANCING

Saat Bp Presiden minta masyarakat dirumah dan terapkan Social Distancing (15 Maret), sudah tercatat ada 117 kasus. Grafik yang ditayangkan databoks menunjukkan kenaikan yang menjulang keatas sejak 12 Maret. Dengan jumlah meninggal 5 orang.

Sehari sebelumnya Pro3FM 14 Maret malam mengabarkan Konperensi Pers Sekretaris Negara, bahwa Kasus Positif nomor 76 adalah Bapak Budi Karya Sumadi (Menhub RI). Diduga kontak Menteri terbaik ini dengan Virus Covid-19 pada tanggal 1 Maret saat menerima penumpang Diamond Princess.

Hari ini 20 Maret sore, kasus positif virus Covid-19 disampaikan juru bicara Bp.Dr.Achmad Yurianto berjumlah 369 kasus, meningkat 3 kali sejak diterapkan Social Distancing. Sedang jumlah yang meninggal 32 org meningkat 6 kali.

Kondisi ini tentu memprihatinkan kita.

Efektifkah Social Distancing ?

Efektifitas Social Distancing belum bisa diukur, sekalipun kita lihat masih banyak terlihat disana-sini kerumunan, dan masih banyak kantor mempekerjakan Pegawai dan Karyawannya dalam jumlah banyak. Sekalipun himbauan Work From Home (WFH) sudah mulai dijalankan.

Efektifitas Social Distancing baru bisa kita evaluasi setelah 7-14 hari penerapannya karena masa inkubasi virus Covid-19 variatif tergantung Virulensi (keganasan) virusnya dan juga tergantung imunitas manusia yang terpapar.

KIAT SUKSES SOCIAL DISTANCING

SINGKAT SAJA. Berdasar perkembangan virulensi (keganasan yang semakin meningkat) dari Virus Covid-19 dan masih lemahnya tanggungjawab sosial sebahagian kita, maka penulis memberi alternatif sikap diri pada penerapan Social Distancing, yaitu :
JADIKAN DIRIMU SEAKAN ORANG YANG SEDANG TERPAPAR VIRUS COVID-19.
PASTIKAN UNTUK JAGA JARAK DENGAN SIAPAPUN DAN TIDAK MENINGGALKAN JEJAK DIMANAPUN AGAR ORANG LAIN TIDAK TERPAPAR VIRUS COVID-19.

DALAM ANJURAN INI, KITALAH SUBJEK UTAMA DAN AKTIF SEBAGAI PIONIR CEGAH VIRUS COVID-19

TERAKHIR : Lakukan dengan disiplin,selalu Cuci Tangan Pakai Sabun, Jangan sentuh wajah, Jaga etika batuk, Jauhi Keramaian/Kerumunan, dan Social Distancing (Jaga Jarak).

Semoga Allah SWT/ Tuhan YMK melindungi kita semua.

Jakarta, Sunter 20 Maret 2020. Jam 23.57.

Dr.Abidin/ GOLansia.com
# Silahkan Share sebagai amalyah.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar